Jadi Peserta JKN-KIS, Wiwik: Ini Tabungan untuk Masa Depan

TIMESINDONESIA, LUMAJANG – Sejak dicanangkan, Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan telah memiliki lebih dari 222 juta peserta.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pesertaan program tersebut, tak dipungkiri berdampak pada jumlah pemanfaatan layanan kesehatan oleh peserta JKN-KIS dengan total pemanfaatan Rp 233,8 juta/tahun. Pemanfaatan layanan kesehatan tersebut baik berupa rawat inap maupun rawat jalan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL).
Advertisement
Wiwik Sri Ekowati (57) merupakan salah satu peserta JKN-KIS yang telah mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan. Saat dikunjungi di Rumah Sakit (RS) Wijaya Kusuma beberapa waktu lalu, kondisi Wiwik masih terlihat lemas dengan infus serta selang oksigen yang terpasang.
Wiwik yang saat itu didampingi oleh anak perempuannya menceritakan bahwa dirinya sudah lama didiagnosa penyakit jantung serta komplikasi penyakit lainnya.
“Wajar, usia saya sudah sepuh. Sering keluar masuk rumah sakit. Tapi tetap harus bersyukur, karena saya tidak begitu merepotkan anak-anak untuk biaya rumah sakit dan perawatan medis lainnya. Ya karena sudah jadi peserta JKN. Jujur sangat terbantu,” kata Wiwik.
Menurutnya, memiliki asuransi kesehatan berupa JKN-KIS sangat penting. Bukan hanya buat diri sendiri, tapi juga untuk anak dan cucu. Meskipun sudah bergabung menjadi peserta JKN-KIS sejak saat menjadi PNS dan tidak pernah menggunakannya saat di usia muda, Wiwik tidak merasa dirugikan. Baginya, hal tersebut merupakan tabungan untuk masa depannya dan anak-anaknya.
“Kalau kita tidak sakit, berarti kita menabung untuk sedekah di akhirat. Kalau sakit untuk tabungan kesehatan kita, selain tidak mengeluarkan biaya lain kita sebagai orangtua juga tidak begitu merepotkan anak-anak. Jadi peserta JKN ini caranya sangat sederhana dengan banyak makna dan manfaat di dalamnya. Saya rasa tidak ada kata rugi. Iuran kita tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan manfaat yang kita dapat termasuk biaya kesehatan apabila kita mengeluarkan dari kantong sendiri,” tutur perempuan kelahiran Oktober 1962 itu sambil tersenyum.
Kepada anak-anaknya, Wiwik berpesan jangan sampai lupa membayar iuran kesehatan JKN-KIS yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan. Karena meski tidak sakit, sama saja mereka membantu biaya perawatan ibu dan juga peserta JKN-KIS lain yang sedang dalam perawatan medis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-8 Editor Team |
Publisher | : Rochmat Shobirin |