STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya Edukasi Kesehatan Pijat Bayi

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Prodi Fisioterapi STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya memberikan pelatihan pijat bayi pada orang tua. Pijat bayi dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan semua masalah.
Orang tua dapat belajar untuk memperhatikan dan memahami reaksi bayi-bayi pada saat disentuh, mengetahui perkembangan naluriah alaminya, apa yang disukai dan tidak disukai sehingga lebih mudah mengerti dan menjadi sabar disaat mereka tidak sanggup menenangkannya.
Advertisement
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular. Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia adalah pada waktu dilahirkan, yaitu waktu melalui jalan lahir ibu. Proses kelahiran merupakan suatu pengalaman traumatik bagi bayi karena harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, nyaman, dan dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan kebebasan gerak yang tanpa batas, menakutkan, tanpa sentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi.
Pijat bayi memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas tidur, perkembangan motorik kasar dan motorik halus, terutama pada bayi usia 3 – 6 bulan. Saat tidur nyenyak pertumbuhan otak bayi akan mencapai puncaknya karena tubuh bayi akan memproduksi hormone pertumbuhan tiga kali lebih banyak daripada ketika bayi terjaga.
Oleh karena itu bayi yang tidurnya lebih lama pertumbuhan dan perkembangan bayi akan tercapai secara optimal dan memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada dalam tubuh.
Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah mengedukasi kader posyandu dan ibu balita berbasis media di Posyandu Harmonis 1, RW 5 Kedurus, Karang Pilang Surabaya. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini diantaranya melalui, ceramah, leaflet, dan demontrasi.
Topik penyuluhan yang diambil adalah tentang pijat bayi pada anak. Pijat pada anak sudah banyak dilakukan oleh ibu-ibu dari Balita karena pengetahuan yang turun temurun dari orang tua tentang pijat pada anak. Di masyarakat pijat pada anak dilakukan kalau anak sakit, “rewel”, jatuh, atau kesleo, padahal pijat dapat diberikan kapan saja yang penting anak harus dalam kondisi sehat.
Hal ini yang kurang dipahami oleh ibu-ibu yang justru memijatkan anaknya kalau sedang sakit. Saat sakit tidak diberikan pijat karena energi yang dimiliki dipakai untuk proses penyembuhan. Seringkali ibu-ibu juga tidak melakukan pijat sendiri tapi dibawa ke tukang pijat, padahal banyak manfaat yang dirasakan baik oleh anak sendiri maupun orang tua kalau melakukan pijat sendiri.
Manfaat pada anak, contohnya: memberikan rasa aman, kesehatan secara umum baik, pertumbuhan fisik baik dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh orang tua, antara lain: memberikan rileksasi, mengembangkan kepekaan sebagai orang tua, membangun percaya diri, meningkatkan jalinan orangtua-anak.
Selama ini ibu-ibu balita hanya melihat manfaat pada anak saja tanpa menyadari bahwa pijat juga memberikan banyak manfaat untuk orang tua baik ibu mapun bapak. Dalam pelaksanaannya, penyuluh menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi dengan menggunakan media ceramah, Leaflet dan demontrasi tentang prosedur pelaksanaaan pijat bayi.
Untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan , peserta diminta untuk menjelaskan kembali tentang pengertian pijat bayi, manfaat, persiapan dan melakukan prosedur pelaksanaan pijat pada anak.
Perlu diketahui, pengabdian masyarakat dari Prodi Fisioterapi STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya ini dilaksanakan sebelum pandemi covid- 19. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |