Indonesia Positif

IIQ An Nur Yogyakarta Wisuda 123 Sarjana, 43 Orang Lulus Cumlaude

Sabtu, 18 September 2021 - 17:32 | 123.46k
Prosesi Wisuda IIQ An Nur yang digelar secara offline .(Foto: Humas IIQ An Nur)
Prosesi Wisuda IIQ An Nur yang digelar secara offline .(Foto: Humas IIQ An Nur)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAInstitut Ilmu Al Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta menyelenggarakan prosesi wisuda mahasiswa S1 tahun akademik 2020/2021. Acara digelar komplek Ponpes An Nur Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul Sabtu (18/9/2021). Wisuda dilaksanakan secara online dan offline. Dengan penerapan protokol kesehatan sangat ketat. Wisuda IIQ An Nur tahun ini diikuti oleh 123 wisudawan. Dengan rincian 113 wisudawan secara offline dan 10 wisudawan secara online. 

Tahun ini, terdapat 43 wisudawan dengan predikat cumlaude. Untuk wisudawan terbaik dari Fakultas Tarbiyah diberikan kepada Umi Hasanah (IPK 3.74) .Sedangkan yang tercepat atas nama Maryono (3 tahun 6 bulan 12 hari). Terbaik dan tercepat dari Fakultas Ushuluddin diberikan kepada Ahmad Midhar dengan IPK 3.59 dan masa studi 3 tahun 10 bulan 27 hari. Wisudawan terbaik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam diberikan kepada Dewi Luluk Azhariyah (IPK 3.68). Sedangkan yang tercepat atas nama Fatim Nurhasanah (3 tahun 11 bulan 25 hari).

Advertisement

Selain itu, terdapat 14 wisudawan yang telah mengkhatamkan Al Quran 30 Juz.  Sehingga mereka menyandang predikat hafidz-hafidzah. Empat di antaranya telah menyelesaikan Qiroah Sabah. Teedapat juga empat wisudawan yang memiliki prestasi non akademik. Diantaranya  Restu Ariandini yang meraih  juara 1 lomba pidato Nasional. Selain menjadi Duta Favorit Pelajar NU Jawa Tengah tahun 2019. Febiola Cindi Fatika Dita meraih juara 2 menulis Essay Nasional.  Ahmad Burhanuddin meraih predikat penulis terbaik dalam buku “Melukis Senja” serta Idris Nuri juara 2 nasional dalam perlombaan Qiroatul Kutub.

Prosesi wisuda dihadiri keluarga besar Yayasan Al Mahad An Nur. Antara lain Ketua Yayasan  KH. Yasin Nawawi, Pengasuh Ponpes An Nur KH. Muslim Nawawi dan Ketua Senat Drs. KH. Heri Kuswanto, M.Si. Selain Koordinator Kopertis Wilayah III Yogyakarta Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag,, M.Ag. dan Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih.

Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A. menyampaikan, wisuda adalah titik awal untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan dari kampus. Dalam memberikan solusi problematika sosial keagamaan di masyarakat. Para wisudawan harus mengoptimalkan tiga konsep dasar hidup. Masing - masing humanisasi, liberasi, dan transendensi.

“Walau kalian dapat gelar akademik dari kampus, seyogyanya juga harus mendapat gelar pendamping dalam diri, yakni gelar S.P. (Sarjana Profetik)"tegas Rektor IIQ An Nur Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A. 

Dalam kesempatan itu, rektor juga menyebutkan capaian-capaian terbaik yang telah diraih oleh IIQ An Nur. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Baik dalam bidang akademik, penelitian, pengabdian, sarana-prasarana, maupun kerjasama nasional dan internasional.

Koordinator Kopertais Wilayah III Yogyakarta, Prof. Dr. Phil Al Makin, M.A., dalam sambutannya menyampaikan, turut berbahagia atas capaian IIQ An Nur selama ini. Capaian itu salah satunya berkat sosok KH. Nawawi, pendiri Pondok Pesantren An Nur. Beliau adalah sosok ulama pembelajar sejati. Tidak kenal lelah, dan tidak pernah merasa usai untuk belajar. Maka semestinya para wisudawan meneladani beliau. 

Dalam sambutan lain, ketua Yayasan Al Mahad An Nur Yogyakarta, KH. Yasin Nawawi, mengingatkan pentingnya memahami sejarah berdiri IIQ An Nur. Capaian kampus yang baik ini tidak terlepas dari kerjasama antara pihak kampus dan Pemerintah Daerah. Untuk itu, kerjasama dengan berbagai pihak harus terus dijalankan. Dengan harapan IIQ An Nur segera menjadi universitas, Sehingga menjadi kampus kebanggaan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Bantul dan sekitarnya.

Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih, dalam sambutannya menyampaikan.  Pemeritah daerah terus berkomitmen menjalin kerjasama dengan IIQ An Nur. Baginya, kampus IIQ telah menjadi role model dan motor penggerak perguruan tinggi nasional yang berbasis nilai-nilai al Quran. Dari kampus ini, akan tercipta manusia yang qurani, profesional, dan moderat. 

"Karena santri plus (santri yang jadi mahasiswa) pasti memiliki dasar hidup, yakni adab mendasari ilmu dan ilmu mendasari amal. Maka dari itu, para wisudawan harus terus memegang teguh nilai kepesantrenan. Karena semakin hari, mereka semakin dibutuhkan oleh semua elemen masyarakat. Karena saat ini nilai luhur itu semakin sulit didapatkan," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES