Indonesia Positif

26 Peserta Ikut Pelatihan BTCLS di RSI PKU Muhammadiyah Tegal

Minggu, 31 Oktober 2021 - 16:18 | 75.69k
Peserta BTCLS mengikuti kegiatan pelatihan di RSI PKU Muhammadiyah Tegal. (Foto : Dhinar for TIMES Indonesia)
Peserta BTCLS mengikuti kegiatan pelatihan di RSI PKU Muhammadiyah Tegal. (Foto : Dhinar for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TEGAL – Rumah Sakit Islam (RSI) PKU Muhammadiyah Tegal menggelar pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Suport (BTCLS) di Gedung Zam-Zam RSI PKU Muhammadiyah yang bekerja sama dengan Team Tim Gadar Medik Indonesia. Pelatihan BTCLS diikuti sebanyak 26 peserta yang dilaksanakan dalam rangka upaya peningkatan pelayanan di RSI PKU Muhammadiyah Tegal, Minggu (31/10/2021).

Kegiatan tersebut dilaksanakan secara offline atau tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 dengan cara metode Blended Learning. Hal tersebut disampaikan Ketua panitia Pelaksana Pelatihan, Herni Sulastri kepada TIMES Indonesia.

Advertisement

Menurut Herni, Bended Learning merupakan sebuah pembelajaran yang memberikan kemudahan dengan menggabungkan berbagai cara penyampaian model dan gaya pembelajaran serta memperkenalkan berbagai pilihan media dialog diantara fasilitator dengan orang yang mendapatkan pembellajaran tersebut.

”Artinya pembelajaran tatap muka yang divariasi dengan daring yang nantinya peserta akan mendapatkan sertifikat terakreditasi Satuan Kredit Profesi (SKP) Persatuan Perawat Nasinoal Indonesia (PPNI) yang berlaku hingga 4 tahun,” bebernya.

Sementara, Direktur RSI PKU Muhammadiyah Tegal, dr AS Birri, MSI, MMR mengapresiasi kegiatan BTLCS di RSI PKU Muhammadiyah Tegal. Menurutnya,, pelatihan tersebut dapat membekali para perawat dalam menangani kegawatdaruratan, mulai dari penanganan pasien dalam keadaan kritis, serangan jantung, pernapasan hingga trauma dan lain sebagainya.

“Terima kasih saya ucapkan kepada panitia yang mau membantu 26 peserta ini dalam membentuk karakternya dan selalu mengulas lagi mengenai BTCLS. Dikarenakan pelatihan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman terkait pemberian bantuan hidup dasar dalam menyelamatkan jiwa dan meminimalisir kerusakan organ serta mengurangi angka kematian dan kecacatan penderita,” jelasnya.

Dikatakan, pelatihan BTCLS menjadi penting karena tuntutan seorang perawat dalam menolong seseorang di tengah masyarakat, terutama saat terjadi kecelakaan maupun pada suatu bencana, atau peristiwa kegawat daruratan.

dr Birri berharap, setelah mengikuti pelatihan tersebut para peserta mampu melakukan beberapa hal penting. Diantaranya yakni melakukan bantuan hidup dasar, melakukan penilaian awal, melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernapasan dan jalan napas dan melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma serta melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi.

“Sebagaimana yang diketahui seorang perawat harus selalu mengulas setiap 4 tahun sekali serta update sertifikatnya, oleh karenanya diharapkan kegiatan ini bisa bermanfaat dan dimaksimalkan kemanfaatannya oleh mereka,” pungkasnya usai pelatihan yang digelar RSI PKU Muhammadiyah. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES