Indonesia Positif

Tingkatkan Teknologi Pangan, Universitas Ciputra Surabaya Gandeng Pakar Pigmen Alami Indonesia

Kamis, 10 Februari 2022 - 15:34 | 102.03k
Potret Dr. Tatas Hardo yang telah bergabung di bidang teknologi pangan Universitas Ciputra Surabaya. (FOTO: Dok. Pribadi)
Potret Dr. Tatas Hardo yang telah bergabung di bidang teknologi pangan Universitas Ciputra Surabaya. (FOTO: Dok. Pribadi)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Seorang ilmuwan bidang fotosintesis di Indonesia, Dr. Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo bergabung di Program Pangan Universitas Ciputra Surabaya.

Dr Tatas akan berupaya membuat terobosan dalam penggunaan pewarna makanan sintetis, untuk beralih ke solusi yang lebih ramah dan sehat yaitu dengan pigmen alami.

Di tengah situasi pandemi Covid-19 masyarakat harus meningkatkan gaya hidup dan pola makan dalam menjaga imunitas tubuh tetap bugar. Menurut Dr. Tatas, teknologi pangan memainkan peran penting dalam inovasi dan pengembangan produk mamin sehat dan bernutrisi. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi pangan fungsional yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Selain itu peran pangan turut andil perkembangan ekonomi di Indonesia. Dr Tatas menyayangkan produksi pangan di Indonesia masih dalam pengolaan sederhana walaupun termasuk pemasok produk agrikultur yang besar. Sebab, dengan produksi yang besar tersebut jika dikelolah dengan baik mampu meningkatkan ekonomi dan perkembangan pangan Indonesia.

“Indonesia memiliki produk-produk pertanian yang penting dan berlimpah dan saat bersamaan teknologi pangan juga merupakan kunci peningkatan perekonomian masyarakat, maka haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya," ungkap Dr Tatas.

Perlu diketahui, tahun 2021 Indonesia masih mengimpor 62 persen bahan baku aditif seperti pewarna dan perasa untuk kebutuhan industri pengolahan makanan. Ironisnya, Indonesia termasuk pemasok produk agrikultur dengan nilai ekspor hampir mencapai 3 Triliun US Dollar di tahun 2020.

Ilmuwan yang telah menyebet penghargaan UK Alumni Award Professional Achievement Award tahun 2017 tersebut melihat keadaan Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia kreatif yang memiliki jiwa sosial dan jiwa entrepreneurship, “Kendala utama yang dihadapi (sekarang) adalah keterpisahan antara pengetahuan saintifik dan jiwa entrepreneur,” ujar Dr. Tatas.

Berangkat dari situasi tersebut, Dr. Tatas menemukan celah untuk menebarkan kebermanfaatan serta meningkatkan ekonomi dengan solusi kreatif berupa menciptakan penggunaan pewarna makanan sintetis dengan pigmen alami.

Harapannya dari penemuan dengan berkarya di Universitas Ciputra Surabaya tersebut, dapat menginspirasi ilmuwan muda dan melahirkan lebih banyak entrepreneur yang bergerak di bidang teknologi pangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES