Semarak Pentas Seni Pemuda Drigu Poncokusumo, Upaya Lestarikan Budaya Nusantara

TIMESINDONESIA, MALANG – Pemuda Drigu Poncokusumo, Malang menghadirkan pentas seni sebagai upaya melestarikan budaya Nusantara, terutama kepada generasi muda. Pentas seni menjadi tontonan hiburan masyarakat yang selama dua tahun dibatasi akibat pandemi Covid-19.
Pentas seni berlangsung meriah dan semarak. Bertempat di Halaman Warga Dusun Drigu, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Sabtu (29/5/2022), acara ini sukses digelar atas inisiasi pemuda Drigu.
Advertisement
Kepala Dusun Drigu, Muradin mengapresiasi karya pemuda dusun yang berhasil menggerakkan dan menyukseskan acara pentas seni.
"Acara ini lebih meriah karena berkolaborasi dengan berbagai seniman. Pada prinsipnya, kami mendukung kegiatan yang bersifat positif dan mendidik," kata Muradin.
Kegiatan pentas seni ini tak hanya sebatas hiburan warga, namun juga menjadi ajang silaturahmi di momen Halalbihalal setelah Idul Fitri 1443.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama antara Pemuda Drigu dan Lesbumi NU Poncokusumo. Turut mendukung dan memeriahkan, musisi dan seniman dari Singosari, dan berbagai pihak dari luar dusun Drigu.
Sementara itu, Koordinator acara, Amrullah Widiarto menjelaskan bahwa kegiatan pentas seni tahun ini merupakan gelaran ketiga. Dua tahun terakhir sempat terhenti akibat pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas masyarakat.
"Pentas seni ini untuk hiburan masyarakat desa. Kalau dulu, acara sangat sederhana. Ya lesehan saja. Alhamdulillah kemarin banyak yang mendukung hingga acara bisa semakin meriah," ungkapnya.
Kegiatan Pemuda Drigu berjalan atas swadaya masyarakat, didukung oleh Pemerintah Desa Poncokusumo. Kelompok masyarakat lainnya ikut tergerak untuk berkontribusi, mulai dari sound system, perlengkapan, konsumsi, tenaga dan pikiran hingga dukungan dari para warga dermawan di dusun.
Ratusan masyarakat memadati sepanjang jalan utama Dusun Drigu. Mereka disuguhkan tontonan seni seperti jaran kepang, teater tepel, tari sufi, dan tari sancang gugat, dan penampilan musik spesial dari Panji Laras Svara.
Puluhan anak pun turut tampil dalam tarian dan menampilkan Dolanan Tempoe Doeloe. Ada yang bermain Nyai Putut, Gundul-gundul Pacul, Jailangkung, jhublek-jhublek suweng dan slibur.
"Edukasi kepada adik-adik dan orang tua untuk tidak melupakan Dolanan Tempoe Doeloe. Apalagi sekarang era digital, banyak anak kecil yang asyik bermain hp," bebernya.
Saat siang hari di Pendopo Dusun Drigu, Pemuda Drigu bersama Lesbumi NU memberikan fasilitas terapi tradisional kepada 40 orang. Mereka bisa menikmati terapi listrik, terapi api, terapi pijat saraf, terapi keseimbangan dan bekam.
Sorenya, pengunjung disuguhkan hidangan kuliner khas Nusantara. Warung jajan tradisional persembahan Lembaga Adat Pancadharma ini diisi dengan jualan jajan tradisional seperti kolok goblok, lemet, jemblem, jenang gendul, kicak, ketan bubuk, jamu beras kencur dan kunir asem, sego empok, lemet, sawot, dan lainnya.
Panitia bersyukur sebab hadirnya kegiatan pentas seni juga dapat menjalankan perputaran roda ekonomi masyarakat. "Harapan kami semoga seni pertunjukan di desa lebih berkembang. Pemuda dan warga juga tambah kompak. Terimakasih kepada warga yang membantu, tidak hanya Pemuda Drigu Poncokusumo tapi juga dari luar desa," ucap Amrul. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |