Penanaman Sepuluh Ribu Pohon Cemara dan Mangrove, Upaya Banyuwangi Cegah Abrasi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Banyuwangi terus melakukan upaya konservasi lingkungan guna tindakan preventif pencegahan abrasi semakin meluas. Penanaman mangrove dan pohon cemara di sepanjang pantai Banyuwangi secara berkesinambungan terus dilaksanakan oleh Forkopimda dan stakeholder terkait.
Seperti baru-baru ini Pemkab, Kodim 0825 dan Pelindo Banyuwangi melakukan penanaman 10 ribu pohon mangrove dan cemara di kawasan pantai Cemara, Kelurahan Pakis, Kecamatan Banyuwangi, Kamis, (14/7/2022).
Advertisement
Dalam kesempatan itu, sejumlah perwakilan pelajar serta mahasiswa juga turut andil dalam menanam pohon untuk konservasi kawasan tersebut.
“Jika sudah tumbuh besar nanti, pohon-pohon ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan kita semua,” jelas Komandan Kodim 0825 Banyuwangi, Letkol Kav Eko Julianto Ramadan.
Dia menjelaskan, salah satu alasan pantai Cemara dipilih sebagai tempat penanaman dua jenis pohon tersebut karena terdapat Pokmaswas dan Pokdarwis. Dengan adanya Pokdarwis dan Pokmaswas, diharapkan meraka akan merawat pohon mangrove dan cemara udang yang ditanam. Sehingga potensi hidup akan lebih besar.
Prosesi pelepasan tukik di kawasan Pantai Cemara Banyuwangi. (Foto : Laila Yasmin/TIMES Indonesia)
“Percuma kalau kita tanam banyak-banyak tapi yang hidup cuma 10 sampai 20 persen. Karena rata-rata seperti itu, mangrove terutama. Kita pilih pantai cemara ini pendekatannya ke sana, yang melibatkan masyarakat sekitar,” tegasnya.
Selain itu, pantai Cemara dianggap memiliki potensi lain yang tidak kalah menjanjikan. Selain hutan cemara dan hutan mangrove, di tempat itu juga menjadi tempat bertelurnya penyu. Pokmaswas setempat juga menangani terkait penangkaran penyu.
“Tadi kita juga melepaskan tukik. Kurang lebih ada 50 tukik yang kita lepasliarkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Banyuwangi, Dwiyanto, menyatakan, pantai Cemara merupakan satu-satunya Ruang Terbuka Hijau sekaligus hutan kota yang sudah ditumbuhi pohon cemara dan sebagian mangrove yang berada di kawasan perkotaan.
“Karena itu kita merevitalisasi, melakukan konservasi lingkungan, tidak hanya tanaman tetapi juga salah satunya adalah tukik,” tegasnya.
Ke depan, lanjutnya, Pantai Cemara akan difokuskan menjadi wisata edukasi. Di mana siapapun, perguruan tinggi manapun, yang ingin melakukan penelitian akan diarahkan ke Pantai Cemara.
"Begitu juga pihak-pihak yang ingin melakukan pelepasliaran tukik bisa langsung datang ke Pantai Cemara," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |