Pemilik Wisata Air Panas Bacan Timur Butuh Perhatian Pemkab Halmahera Selatan

TIMESINDONESIA, HALMAHERA SELATAN – Pemkab Halmahera Selatan melalui Dinas Pariwisata (Dispar) setempat diminta lebih giat membangun pariwisata, dan dapat dijadikan sebagai sektor andalan dalam menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya adalah Wisata Air Panas di laut, di Pantai Desa Tawa, Kecamatan Bacan Timur.
Wisata air panas Pantai Tawa terlihat langka dan unik, serta bisa dibilang satu satunya di indonesia, sehingga banyak diminati para wisatawan nusantara maupun mancanegara. Ini disampaikan pemilik lahan juga selaku pengelola destinasi wisata, Yesaskar Madifo, Senin (18/7/2022).
Advertisement
“Tempat wisata air panas (air laut) di Pantai Desa Tawa ini selalu dipadati pengunjung pada libur pekan maupun libur nasional. Hanya belum ada fasilitas berupa WC dan ruang ganti bagi pengunjung yang berendam di laut. Karena saya kelola menggunakan uang pribadi sehingga serba terbatas,” keluhnya.
Semenjak tempat wisata ini dikelola, kata Yeskar, telah dilirik pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata. Hanya, hingga kini bantuan dalam bentuk anggaran maupun pembangunan infrastruk dalam lokasi wisata belum terlihat.
“Padahal Dinas Pariwisata Halmahera Selatan sudah dua kali melibatkan saya untuk Ikut pelatihan pengelolaan destinasi wisata. Tapi sudah 3 tahun saya buka tempat wisata air panas, belum juga ada bantuan dari Dinas Pariwisata. Padahal minat pengunjungnya cukup banyak,” terangnya.
Selain itu, ada upaya lain dilakukan untuk mendapat modal usaha demi mengembangkan wisata air panas yang cukup menjanjikan itu. Karena dinilai unik dan langka serta tidak didapat di tempat wisata lain di Maluku Utara bahkan Indonesia.
“Selain bermohon ke Dinas Pariwisata, saya juga pernah usul ke Pemerintah Desa Tawa agar dapat meminjamkan dana desa agar saya dapat mengembangkan tempat wisata ini dengan membangun fasilitas pendukung, tetapi tidak di respon,” keluhnya.
Padahal lokasi wisata air panas di laut ini memiliki cerita legenda. Di mana para leluhur dulu baik di Desa Tawa dan sekitarnya menamakan lokasi permandian air panas ini dengan sebutan Teluk Pado Pado (tempat permandian/pengobatan bagi masyarakat yang memiliki penyakit kusta).
“Orang tua saya menyampaikan cerita dari kakek kami, bahwa tempat air panas ini dinamakam Teluk Pado Pado atau tempat terapi/permandian bagi masyarakat yang memiliki penyakit menular. Puji tuhan dari cerita mereka sembuh setelah berendam,” ungkapnya.
Mungkin dinilai unik, langka dan punya khasiat tertentu, sehingga objek wisata ini perna ditawar oleh wisatawan manca nega. Namun seluruh tawaran itu ditolak karena tempat tersebut selain warisan juga memiliki cerita legenda.
“Ada wisatawan mancanegara datang ke rumah saya malam malam di hari yang berbeda. Seorang wisatawan mengaku dari Malaisya dan satunya dari Korea, mereka minta beli lokasi wisata air panas ini, tapi saya tidak jual karena ini warisan penuh sejarah yang wariskan para leluhur kami,” tegasnya.
Untuk itu, dia berharap Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan melalui Dinas Pariwisata dapat memberi perhatian terhadap dunia pariwisata untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan daerah.
“Semego Dinas Pariwisata Pemkab Halmahera Selatan segera memasukkan anggaran pada tahun 2023 untuk pengembangan Destinasi Wisata Air Panas di Pantai Desa Tawa. Karena tempat wisata bila didukung dengan berbagai fasilitas yang memadai maka semakin banyak daya tariknya bagi wisatawan datang berkunjung,” harap Yesaskar Madifo.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |