Indonesia Positif

Negara Dermawan

Selasa, 04 Oktober 2022 - 20:44 | 33.16k
drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM Founder RSU Wajak Husada sedang menyerahkan bantuan sembako ke salah satu korban bencana di Malang.
drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM Founder RSU Wajak Husada sedang menyerahkan bantuan sembako ke salah satu korban bencana di Malang.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tepat hari sabtu sore 4 desember 2021, menjadi peristiwa bersejerah bagi masyarakat Jawa Timur, secara khusus masyarakat kabupaten Lumajang di dua daerah terdampak, yakni kecamatan Candipuro dan Pronojiwo. Gunung Semeru sebagai gunung tertinggi di pulau Jawa ini mengalami erupsi yang menimbulkan dampak cukup berat.

Menurut pusat kajian Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), kerugian yang timbul akibat erupsi gunung Semeru ini ditaksir mencapai Rp. 310 miliar yang mencakup sektor sarana prasarana umum serta mempengaruhi perekonomian bidang perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan serta pariwisata. Diperjelas oleh data yang di rilis oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) per 9 desember 2021 kemarin, ada 43 Jiwa yang meninggal dunia, 114 jiwa korban luka-luka, 6.542 jiwa pengungsi dan 2.970 rumah yang rusak.

Advertisement

Indonesia sebagai salah satu negara dengan julukan "Ring Of Fire", menyebabkan hampir seluruh wilayahnya sangat rentan terjadi bencana, baik bencana gempa bumi ataupun letusan gunung berapi. Menurut data yang di rilis oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ada 129 gunungapi di Indonesia dan 80 diantaranya berstatus bahaya, kurang lebih 7.000 Km sepanjang pulau Sumetera sampai Sulawesi adalah jalur gunungapi dan ada kurang lebih 4,5 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, selain itu menurut BNPB di sepanjang tahun 2021 ini, terhitung sejak 1 januari hingga 5 september 2021 ada 1.829 bencana alam di Indonesia.

Menariknya, di tengah ancaman bencana yang mengintai, ternyata Indonesia merupakan negara dengan predikat "negara paling dermawan" se dunia. Menurut data World Giving Index pada tahun 2021 yang di rilis oleh Charity Aid Foundation (CAF), Indonesia untuk kali keduanya di nobatkan sebagai negara paling dermawan se dunia, datanya menunjukan bahwa 8 dari 10 penduduk Indonesia melakukan donasi setiap tahunnya. Menurutnya ada tiga aspek yang menyebabkan Indonesia di nobatkan sebagai negara paling dermawan, yakni kegemarannya membantu orang asing, kegemarannya melakukan donasi untuk amal dan keterlibatannya sebagai relawan kemanusiaan di sebuah organisasi.

Oleh karenanya, di setiap peristiwa terjadinya bencana, dalam waktu yang tidak lama, biasanya puluhan bahkan ratusan relawan baik secara organisasi ataupun personal dengan sigap dan tanggap terjun ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan. Bahkan semua "berlomba-lomba" untuk mendirikan posko bantuan, menggalang bantuan, menyalurkan bantuan dan menjadi sukarelawan yang terjun ke lokasi bencana.

Menjadi negara paling dermawan adalah predikat yang tepat untuk Indonesia, bangsa kita yang lahir dan tumbuh berdasarkan nilai-nilai keluhuran budaya nusantara ini, sangat kaya dengan kazanah norma-norma perilaku dan sifat yang sekaligus hal itu menjadi ciri mendasar dari masyarakat Indonesia. Ke Tuhanan Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab dan persatuan Indonesia, merupakan tiga sila dalam Pancasila yang menjadi wujud dalam sifat dan perilaku itu.

Memiliki perilaku suka berderma merupakan wujud dari kedalaman pemahaman terhadap nilai-nilai ke Tuhanan dan keyakinan mendalam akan sebuah doktrin dari agama, bahwa ketika kita melakukan kebaikan dalam bentuk berderma atau menjadi sukarelawan, maka sejatinya kita sedang berbuat baik untuk di kita sendiri. Dalam agama Islam misalkan, ajaran dan perintah untuk berbuat baik kepada sesama, berinfaq (berdonasi) sampai batas kemampuan dan anjuran untuk menolong orang lain, merupakan mindset fundamental. Basic keyakinan inilah yang pada akhirnya menjadi daya dorong kuat bagi 8 dari 10 masyarakat Indoensia untuk memiliki kebiasaan berderma.

Selain itu, kemanusiaan adalah bahasa universal yang mempersatukan, kemanusiaan sebagai bagian dari sila ke dua Pancasila adalah cerminan bahwa masyarakat Indonesia merupakan sekelompok manusia yang di doktrin untuk menjunjung tinggi nilai-nila kemanusiaan. Peduli terhadap sesama atas musibah dan penderitaan yang di alami oleh orang lain seolah menjadi bagian dari aktivitas yang tidak terpisahkan dari aktivitas keseharian. Ajaran dan doktrin terkait kemanusiaan yang sudah diberikan sejak jenjang pendidikan paling rendah sampai jenjang pendidikan paling tinggi di Indonesia, semakin memperdalam dan menguatkan motivasi setiap masyarakat Indoensia untuk memiliki kegemaran berderma.

Sila ke tiga, Persatuan Indonesia juga menjadi doktrin mendasar bagi kita untuk memiliki perasaan yang sama antar sesama elemen anak bangsa, meskipun berbeda suku, agama, ras dan daerah. Doktrinasi sila ke tiga ini cukup memberikan dampak bagi pemahaman dan cara berfikir kita sebagai anak bangsa, rasa persatuan dan semangat persatuan bangsa menjadi sebab hilangnya sekat-sekat teritori ketika terjadi bencana dan musibah. Dengan memaknai persatuan Indonesia ini pada akhirnya menimbulkan ethos saling membantu dan meringankan beban melewati batas-batas wilayah, suku, agama dan ras.

Indonesia sebagai negara paling dermawan se dunia, adalah value atau nilai unggul dan budaya unggul yang harus terus di pelihara dan di lestarikan budayanya, doktrinasi kita sebagai negara yang suka berderma harus terus di sampaikan kepada seluruh elemen anak bangsa di semua jenjang usia ataupun pendidikan dalam segala waktu.

Nilai-nilai luhur pancasila sebagai dasar falsafah yang mencirikan sifat dan perilaku masyarakat Indonesia, juga menjadi bagian hal penting yang harus terus di kuatkan dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah Distruption era dan kondisi VUCA. Bahwa apapun perubahan zaman yang terjadi, pemerintah dan seluruh elemen bangsa harus menjadi entitas yang terus menjaga nilai-nilai luhur budaya yang kita miliki, harus terus menjadi bagian yang melestarikan keluhuran pekerti bangsa ini dan harus terus menumbuhkan semangat untuk bangga terhadap nilai-nilai value bangsa ini.

*) Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM, Founder RSU Wajak Husada.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES