Pameran Sastra, Mahasiswa Mandarin UM Mengajak Belajar Budaya Bersama

TIMESINDONESIA, MALANG – Pameran Sastra yang ditampilkan oleh Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) pada hari kedua mempersembahkan perkenalan budaya negeri China.
Sastra Mandarin yang masuk dalam Departemen Sastra Jerman memperkenalkan kaligrafi khas masyarakat China bernama Hanzi. Pengenalan huruf Hanzi pada masyarakat awam dimulai dengan pengajaran penyebutan kuas tulis dengan bahasa China yaitu 'Mao bi'. Kata 'Mao' yang berarti tinta dan kata 'Bi' yang berarti pensil.
Advertisement
Penggunaan kuas juga ditunjukkan okeh pemateri yaitu sedikit tinggi dari kuas dan dipegang seperti menggenggam pensil. Selanjutnya pengunjung diberi kertas sisak sebagai media menulis menggunakan tinta bak dan Mao Bi.
Rajali sebagai pengajar materi huruf Mandarin mengajak pengunjung untuk mengetahui lebih banyak budaya China serta sejarah huruf China. Pemateri kaligrafi Mandarin juga memberi tips dan trik saat melakukan pengerjaan kaligrafi Mandarin.
"Tidak terlalu yang bagaimana dan seperti apa, intinya sering-sering latihan semakin sering latihan semakin baik, tidak boleh terburu-buru harus sabar dan harus teliti," ujar Muhammad Rajali, pemateri huruf Mandarin.
Rajali selaku pemateri juga menyampaikan bahwa banyak raja jaman dahulu menulis untuk kepentingan ketenangan batin. Penulisan huruf Hanzi memiliki teknik yang unik seperti dari kiri ke kanan dan penekanan kuas pada titik tertentu. Poin penting yang perlu diingat saat menulis kaligrafi Mandarin adalah menulis sesuai urutan.
Kegiatan menulis Hanzi dilaksanakan dengan waktu yang bervariasi. Tujuan dari pelajaran menulis adalah keterampilan yang akhirnya dimiliki pengunjung sesudah mengunjungi tenan Sastra Mandarin. Kegiatan menulis dilakukan berkali-kali hingga guratan yang tercipta diatas kertas yang diberikan menjadi bentuk kaligrafi yang indah. Kaligrafi menggunakan huruf Hanzi memiliki dasar bentuk yang berasal dari gambar. Gambar yang ditulis dikembangkan sejak 1400 SM hingga sekarang tercipta Hanzi yang telah memiliki bentuk sederhana.
"Menarik karena berbagai fakultas berlomba-lomba menampilkan keunikan dari fakultas mereka apalagi di sastra tadi kita diajak belajar nulis kaligrafi mandarin," ujar salah satu pengunjung Pameran Sastra, Nanda Diah.
Pengunjung yang datang pada pameran sastra Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang memiliki harapan bahwa pameran sastra diadakan lagi pada tahun selanjutnya. Mereka juga meminta durasi penyampaian materi serta waktu belajar kaligrafi diperpanjang.
Kegiatan pameran sastra bisa digunakan sebagai media promosi Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pengunjung bisa menerima informasi kegiatan yang berhubungan dengan fakultas sastra. Contohnya, workshop dan training di Balai Bahasa dan Budaya, Penggunaan bahasa asing terutama bahasa mandarin dalam pekerjaan. Selain itu, ketertarikan serta antusias pengunjung terhadap kegiatan yang disajikan oleh Fakultas Sastra bisa menjadi magnet pengunjung luar selain mahasiswa Universitas Negeri Malang.
“Harapan saya, semoga paneran stand fakultas sastra bermanfaat bagi orang lain. Terutama yang mengunjungi stand fakultas sastra, pameran juga ramai dan meriah, dan tentu saja di puncak acara, fakultas sastra mendapat juara dalam event dies natalis.”Ujar Nanda Putri Islami selaku mahasiswa dalam tenan Fakultas Sastra.
Pameran Akademik oleh Fakultas Sastra Mandarin disambung oleh pameran Sastra Jerman. Mahasiswa Departmen Sastra Jerman sebagai pemateri ikut serta dalam kegiatan memperkenalkan bahasa asing pada pengunjung yang awam. Kegiatan pameran ditutup bersamaan dengan final Dies Natalis Universitas Negeri Malang (UM). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |