Teatrikal Duka Mak Lampir, Grandong hingga Vampir untuk Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ghost Drum Band yang tampil pada rangkaian kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW menampilkan teatrikal duka untuk korban tragedi stadion Kanjuruhan Malang.
Uniknya, para personel drum band ini berpenampilan menyeramkan layaknya hantu. Ada yang berperan mak lampir, grandong, dan mayoritas vampir.
Advertisement
Sekitar 30 orang personel ghost drum band kompak mengenakan kostum serba hitam. Mereka keliling di Desa Poncokusumo dan finish di Halaman Masjid Al-Huda Dusun Drigu, Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Jumat (21/10/2022).
Kegiatan ini dalam rangka memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di Masjid Al-Huda Drigu Poncokusumo.
Teatrikal duka Mak Lampir, Grandong, dan Vampir untuk korban tragedi Kanjuruhan. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Para personel ghost drum band mengheningkan cipta dan doa bersama, dan menyanyikan lagu Aremania bersama para penonton dari unsur masyarakat umum.
Ghost drum band ini diketahui bernama Komunitas Drum Band Gema Nurul Hidayah Dusun Lesti Desa Dawuhan Poncokusumo Malang. Mereka menunjukkan sikap solidaritas untuk para korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Taufik Mubarok, perwakilan tim ghost drum band menyampaikan bahwa pihaknya sangat berduka dan ikut bersama Aremania lainnya dalam semangat usut tuntas tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa 134 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
"Itu sengaja kami buat untuk mengenang korban Kanjuruhan. Itu pesan usut tuntas hilangnya kemanusiaan dari polisi. Kostum sengaja disepakati pakai serba hitam, tanda duka mendalam kita untuk korban tragedi Kanjuruhan," kata Taufik, pemain keyboard ghost drum band.
Ia berharap pemerintah dan kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus kemanusiaan yang menempatkan Indonesia nomor dua di dunia terkait korban meninggal dunia terbanyak dalam kasus sepakbola.
Teatrikal duka Mak Lampir, Grandong, dan Vampir untuk korban tragedi Kanjuruhan. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
"Harapannya usut tuntas. Jangan ada lagi tragedi seperti. Ini tragedi terbesar nomor dua di dunia yang memakan korban jiwa. Kami sangat bersimpati kepada keluarga korban," ucap Taufik.
Ia menegaskan setiap tampil drumband dimanapun pasti menampilkan teatrikal dan koreografi. Namun khusus pada penampilan kali ini, tim sepakat untuk mengangkat spirit usut tuntas.
Mereka sejenak mengheningkan cipta dan menunjukkan poster bertuliskan usut tuntas dan berduka atas meninggalnya ratusan Aremania. Doa bersama pun diikuti oleh para penonton.
"Kalau teatrikal itu dari dulu pasti ada. Berhubung ada tragedi Kanjuruhan kita gabung alunan musik dan koreografi untuk Aremania," pungkasnya. (*)
KONTAK BANTUAN
Seburuk apapun masalah dan kondisi yang dialami oleh para korban dan keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, tindakan emosional, berpikir negatif dan bahkan melakukan tindakan kriminal, bukanlah solusi yang baik. Jika para korban dan keluarga korban mengalami masa sulit, stres, trauma atau hampa dalam hidup seperti depresi, atau jika Anda memiliki keluarga atau kenalan yang mengalami kesulitan tersebut, segera hubungi hotline Pusat Layanan Psikososial bagi Korban dan Keluarga Korban Terdampak Tragedi Stadion Kanjuruhan dengan menghubungi: (0812 3257 5796). Tim Trauma Healing akan mendampingi Anda.
Layanan Trauma Healing ini menjadi pilihan Anda dan bisa meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan langsung bisa datang ke Posko yang sudah ada dan sudah disiapkan oleh tim yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang dan bekerja sama dengan banyak pihak. Atau bisa datang ke kantor TIMES Indonesia di TIMES SQUARE IJEN, Jl Besar Ijen No 90-92 Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, atau bisa klik link website ini: timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |