Indonesia Positif

Sekolah Seni Budaya Bakal Hadir di Kabupaten Ngawi

Rabu, 25 Januari 2023 - 19:06 | 90.61k
Ruwatan Wali 9 dalam rangka peletakan batu pertama sekolah seni budaya yayasan pendidikan Raden Syahid Kabupaten Ngawi. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)
Ruwatan Wali 9 dalam rangka peletakan batu pertama sekolah seni budaya yayasan pendidikan Raden Syahid Kabupaten Ngawi. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, NGAWI – Dunia pendidikan di Kabupaten Ngawi akan lebih berwarna. Sebuah lembaga pendidikan yang mengusung konsep seni dan budaya akan segera hadir di bumi Ngawi Ramah. Sekolah seni budaya di bawah naungan yayasan pendidikan Raden Syahid Ngawi akan segera diluncurkan dalam kurun waktu setahun mendatang.

Secara simbolis, groundbreaking atau peletakan batu pertama lembaga pendidikan yang berfokus pada seni dan budaya pertama di Kabupaten Ngawi itu dilaksanakan di Dusun Pramesan, Desa Ngale, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, pada Rabu (25/01/2023).

Advertisement

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, bersama dengan ketua yayasan pendidikan Raden Syahid Ngawi Miftahul Huda, serta sejumlah tokoh di Kabupaten Ngawi. Batu berwarna hitam legam, berbentuk semacam umpak dibenamkan dalam lubang yang telah disediakan. Usai dibenamkan dalam tanah, ditaburi bunga dan disiram dengan air kembang, sambil diiringi lantunan salawat nabi selama proses berlangsung.

Ruwatan-Wali.jpgBupati Ngawi bersama dengan Ketua yayasan Miftahul Huda meletakkan batu hitam sebagai pertanda pembangunan sekolah seni budaya. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)

Bupati Ony dalam sambutannya manyatakan apresiasi atas rencana pembangunan sekolah seni budaya di Kabupaten Ngawi. Menurutnya kehadiran sekolah seni budaya akan memberikan pendidikan budi pekerti dan karakter yang baik untuk anak-anak generasi mendatang di Kabupaten Ngawi.

"Insya Allah dengan kesenian, akhlak dan budi pekerti anak-anak kita jadi semakin santun, semakin hormat kepada orang tua, semakin ramah. Dan Insya Allah menjadi niat Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi, menjadikan generasi penerus yang soleh solehah, punya budi pekerti yang luhur dan ramah," kata Bupati Ony dalam sambutannya.

Ruwatan-Wali-2.jpgPeletakan batu hitam di yayasan Raden Syahid oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono. (FOTO: Miftakul/TIMES Indonesia)

Sementara itu, Miftahul Huda pimpinan Yayasan Pendidikan Raden Syahid Kabupaten Ngawi menjelaskan, sekolah seni budaya yang akan dibentuk itu nantinya akan setara dengan jenjang pendidikan setingkat SMP. Namun tidak menutup kemungkinan akan dibentuk setara dengan SMK atau tingkat menengah.

Sekolah seni budaya yayasan pendidikan Raden Syahid, kata Huda, nantinya tetap akan menjalankan kurikulum pendidikan umum atau akademik seperti sekolah pada umumnya. Akan tetapi, keunggulan dari lembaga pendidikan ini akan ada porsi khusus untuk kurikulum seni dan budaya. Termasuk mencakup tata krama dan adat istiadat luhur Bangsa Jawa, seperti unggah ungguh, dan lainya.

"Kita tidak meninggalkan pembelajaran yang memang wajib untuk akademiknya, tetapi secara khusus ada pembinaan bahasa Jawa, kemudian tata krama, unggah ungguh akan diajarkan. Kurikulum tetap mengikuti apa yang diwajibkan negara. Tetapi untuk ekosistem pendidikannya menggunakan seni dan budaya," kata Huda kepada TIMES Indonesia.

Akan Mulai Beroperasi Tahun 2024

Sekolah seni budaya yayasan Raden Syahid, rencananya akan berdiri di Dusun Ngadiluwih, Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar. Sekolah ini diproyeksikan akan mulai beroperasi pada tahun 2024 mendatang, sembari menunggu persyaratan dan legalitas untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar dari dinas terkait.

Selain menjalankan kegiatan belajar mengajar, sekolah seni budaya yayasan Raden Syahid di Kabupaten Ngawi juga diproyeksikan menjadi semacam pusat pembelajaran tentang ke-Jawa-an. Huda yang juga ketua PC PMII pertama di Kabupaten Ngawi itu menjelaskan, hadirnya sekolah seni budaya akan menjadi wahana bagi masyarakat untuk mengetahui seluk beluk mengenai hal-hal yang berkaitan dengan budaya Jawa. Tidak sekadar kultur, tetapi juga mengenai bangunan, peninggalan, dan lain sebagainya.

"Kami berharap, hadirnya sekolah seni budaya, menjadikan masyarakat bisa tahu tentang joglo, museum pusaka, dan tahu tentang warisan tradisi, budaya yang ada dan dilestarikan itu apa. Secara dokumenter ada, secara penjelasan keilmuan ada. Jadi ini yang kami harapkan, fungsinya bisa multi," kata Huda.

Lebih lanjut, bagi Huda yang juga pemerhati budaya itu, keberadaan seni dan budaya di daerah penting untuk dilestarikan. Utamanya menyangkut pembangunan daerah, tidak bisa dilepaskan dari pelestarian seni dan budaya yang menjadi jati diri bangsa.

"Pandangan kami, membangun suatu daerah dengan meninggalkan budaya, adat istiadat, seni yang sudah lestari sekian ratus tahun, kalau tidak dilestarikan akan berat bagi daerah. Sebab hal itu meninggalkan naluriah leluhur," papar Miftahul Huda, ketua yayasan pendidikan Raden Syahid Ngawi, yang akan membangun Sekolah seni budaya di Kabupaten Ngawi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES