Indonesia Positif

Cegah Meluasnya Wabah PMK, Pasar Hewan di Ponorogo Disemprot Disinfektan

Minggu, 05 Februari 2023 - 10:30 | 38.19k
Petugas BPBD Ponorogo lakukan sterilasasi dengan menyemprot disinfektan di area pasar hewan Jetis Ponorogo. (Foto:BPBD Ponorogo)
Petugas BPBD Ponorogo lakukan sterilasasi dengan menyemprot disinfektan di area pasar hewan Jetis Ponorogo. (Foto:BPBD Ponorogo)

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Ponorogo khususnya sapi, penularannya sangat cepat, dan membuat jumlah hewan yang terjangkit meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

Oleh karena itu perlu upaya bersama untuk menekan penularan dari PMK tersebut. Salah satunya yakni dengan melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat yang disinyalir menjadi sarana penularan dari hewan satu dengan hewan lainnya.

Seperti yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo yang melakukan penyemprotan di pasar hewan Jetis, Minggu (5/2/2023). "Upaya penyemprotan disinfektan ini untuk memutus mata rantai wabah PMK yang belakangan ini menjangkiti lagi sapi-sapi yang ada di Ponorogo," kata Gatot Susanto, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo.

Menurutnya aksi tanggap menekan wabah pada hewan ternak berkuku belah ini akan terus dilakukan, sampai Kabupaten Ponorogo dinyatakan aman dari paparan wabah PMK.
"Kita akan tetap mengupayakan penyemprotan sebelum ada perintah berhenti," ujar Gatot Susanto.

Sebelumnya BPBD Ponorogo juga melakukan penyemprotan disinfektan pada Sabtu (4/2/2023) kemarin, sebelum pasar digunakan pada hari pasaran, hari ini. "Kemarin kita juga lakukan penyemprotan pasar, sebelum pasar digunakan untuk jual beli hewan," tukas Gatot Susanto.

Ada 293 kasus PMK di Ponorogo.

Sementara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertahankan) Ponorogo mencatat sudah ada 293 kasus PMK.

Kepala Dispertahankan Ponorogo Masun mengungkap, penyebab masuknya lagi PMK di Ponorogo karena longgarnya lalu lintas  ternak saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) awal tahun 2023. "Sehingga membuat wilayah perbatasan termasuk Ponorogo menjadi rentan terkena imbasnya. Dan laporan kasus PMK yang pertama sudah kita cek, ternyata pihak peternak baru mendatangkan sapi dari luar daerah," ungkap Masun.

Sebab lain ternak-ternak yang tertular PMK, kata Masun, ternak yang lama dan baru terkena PMK karena belum divaksin. "Jadi ada peternak yang menolak ternaknya divaksin  oleh petugas Dispertahankan. Di Kecamatan Bungkal paling tinggi penolakan vaksinnya, dan sekarang di Bungkal paling banyak kasus PMK-nya ada sekitar 60 ekor sapi yang terkena," ungkap Masun.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES