Indonesia Positif

Petani Pasuruan Sambut Baik Program BPRL Yang Didampingi AQUA

Sabtu, 23 Maret 2024 - 08:05 | 12.26k
Kegiatan Sekolah Lapang program BPRL AQUA Keboncandi (foto: dok Aqua)
Kegiatan Sekolah Lapang program BPRL AQUA Keboncandi (foto: dok Aqua)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PASURUAN – Program Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL) yang digelar oleh AQUA Keboncandi dengan menggandeng Yayasan Sekola Konang Indonesia, mendapat respon serta antusias para petani milenial. Hal tersebut terbukti dengan semakin meningkatnya minat para petani untuk mengaplikasikan dan menerapkan program BPRL di lahan-lahan mereka.

Indrawan (38 thn) petani muda asal Desa Penataan, Kecamatan Winongan, yang mengikuti Sekolah Lapang seri 2 dan 5 dalam program Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL) menyampaikan. “Program BPRL ini menjadi jawaban atas keluhan-keluhan serta solusi alternatif bagi para petani yang mendapatkan beberapa kendala dalam menjalankan pertanian, dan saya berharap agar program ini bisa berkelanjutan dalam pelaksanaannya,” ujar Indrawan.

Dari LSP Pertanian Seloliman, Khoirul Arifin yang menjadi nara sumber pada Sekolah Lapang (SL) seri 2 dan 5 secara gamblang menerangkan kepada para petani terkait tema yang di berikan pada pertemuan krtemuan kali ini, yang diselenggarakan pada hari Jumat (22/03/2024). Pada SL seri 2, dijelaskan pengolahan lahan seusai panen untuk musim tanam kedepannya, serta memberikan edukasi pemanfaatan pupuk ke lahan antara organik dan kimia yang memiliki unsur manfaat juga gejala terhadap lahan.

“Persiapan lahan minimal 20 hari sebelum tanam juga bisa berjalan mundur, seperti 30 hari sebelum tanam. Bila menerapkan IP400 akan menjadi permasalahan pada kesuburan lahan. IP400 juga dibilang panen sebanyak 4 kali selama 1 tahun,” terang Khoirul.

Merobohkan jerami kedalam tanah dilahan setelah panen, bermanfaat untuk mengendalikan hama dan penyakit didalam lahan. Juga mengendalikan pertumbuhan rumput dilahan, dan dengan metode merobohkan jerami bisa meningkatkan nutrisi yang tersedia didalam tanah.
 

Advertisement

program-BPRL-AQUA.jpg

Di Sekolah Lapang seri 5, diberikan penjelasan secara mendetail terkait analisa serta pantauan petani terhadap lahan harus secara intens, supaya dapat mengetahui gejala serta kejadian yang di alami lahan dari para petani.

“Seri ini mengharuskan para petani lebih aktif dalam melakukan pengawasan terhadap lahannya, karena petani harus cepat mengetahui tanda supaya bisa cepat menanggulangi hama serta penyakit yang menyerang lahan,” terang Khoirul lagi.

Nurul Huda selaku CSR Koordinator meyampaikan, guna mengembalikan kesuburan lahan, menjaga kelestarian alam serta meningkatankan produktivitas, terus mengajak kelompok tani untuk menerapkan hasil Sekolah Lapang serta inovasi teknologi yang telah disampaikan para narasumber. sehingga dengan menerapkan ilmu tersebut, para petani & semua pihak turut serta dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Pada kesempatan ini, dibentuk Forum Tani Rejoso Lestari sebagai bentuk komunikasi serta pendampingan yang berkelanjutan didalam program Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL) AQUA Keboncandi. “Forum ini sengaja dibentuk sebagai bentuk komunikasi antar petani BPRL yang berkelanjutan dibawah pendampingan kami semua,” ucap Purjoko Ketua YSKI.

Diterangkan bahwa, forum ini bukan saingan dari kelompok tani. Namun forum ini merupakan forum komunikasi dari seluruh kelompok tani yang mau bergabung didalam forum, untuk menangani kendala yang di alami para petani. “Saya berharap, forum ini bisa terus merangkul seluruh petani sehingga pemanfaatan dari program BPRL bisa menjadi solusi dari keluhan keluhan petani selama ini,” tutup Purjoko.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Robert Ardyan
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES