Mahasiswa PMM UM Berkenalan dengan Enzim Ramah Lingkungan Eco Enzyme

TIMESINDONESIA, MALANG – Dosen Modul Nusantara, Dr. Desti Nur Aini, S.S., M.Pd., mengajak kelompok mahasiswa PMM ‘Smart Union’ praktik langsung soal pembuatan Eco Enzyme. Dengan didampingi oleh Liaison Officer, Arifah Rahman, S.E., M.M, kegiatan tersebut dilaksanakan di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokaru, Kota Malang, pada Minggu (5/5/2024) lalu.
Kegiatan bertajuk ‘Eco Enzyme: Enzim Ramah Lingkungan untuk Keseimbangan Ekosistem’ tersebut bertujuan mempromosikan penggunaan enzim ramah lingkungan khususnya di wilayah Tlogomas sebagai salah satu solusi mengurangi dampat negatif kerusakan lingkungan.
Advertisement
Hal serupa juga dipaparkan Desti, menurutnya Eco Enzyme merupakan sebuah inovasi yang dapat membantu mengurangi polusi dan menciptakan lingkungan yang lebih seimbang. “Dengan menggunakan Eco Enzyme masyarakat dapat mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan menghemat energi,” tambahnya.
Kegiatan pengenalan Eco Enzyme kepada kelompok PMM ‘Smart Union’ diawali dengan penjelasan dari drg. Sri Susmindari, sebagai trainer dan leader nasional Kota Malang.
Sri Susmindari memaparkan bahwa Eco Enzyme merupakan cairan serba guna campuran sampah organik yang difermentasikan oleh bahan-bahan alami seperti kulit buah-buahan, sayuran, dan gula sehingga menghasilkan enzim yang memiliki sifat pembersih dan pengurai.
“Proses fermentasinya memakan waktu tiga bulan. Di bulan pertama terjadi proses alkoholisasi, dan selama tiga bulan itu dilarang membuka wadah yang digunakan.”
Tidak hanya dikenalkan saja, kelompok mahasiswa PMM ‘Smart Union’ juga diberikan kesempatan langsung untuk praktik membuat Eco Enzyme. Mahasiswa diarahkan tahap demi tahap, mulai dari pemilihan kulit buah yang segar, pemilihan wadah, hingga rasio komposisi gula, air, dan bahan organik guna mendapat hasil yang maksimal.
“Praktik ini bertujuan memberdayakan mahasiswa agar dapat mengadopsi praktik yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, dan tentu saja dapat mengambil langkah tepat untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” tutur Desti.
Perlu diketahui, Eco Enzyme bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat praktis dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dapat digunakan sebagai pembersih alami, pengurai sampah, dan penghemat biaya. Sementara manfaat terapeutiknya, Eco Enzyme dapat digunakan sebagai alternatif mengatasi berbagai macam penyakit kulit.
Prof. Agung Winarno, M.M, salah satu pegiat lingkungan yang dihadirkan dalam kegiatan ini mengungkapkan jika Eco Enzyme memiliki sekian banyak manfaat jangka panjang. “Kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan menggunakan Eco Enzyme, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan berkelanjutan,” tambahnya.
Mahasiswa Universitas Negeri Padang, Farras Fathin Naufal, yang menjadi salah satu anggota kelompok PMM ‘Smart Union’ mengaku begitu antusias dengan kegiatan refleksi lingkungan ini. Menurutnya, kegiatan ini membuka cakrawala pengetahuannya, bahwa kulit buah yang selalu berakhir pada bak sampah ternyata dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat jika diolah dengan baik.
Sebagai penutup, Desti, berharap besar bahwa kegiatan refleksi modul nusantara ini menginspirasi para pelaku industri untuk menggunakan enzim ramah lingkungan dalam produksinya. “Dengan menggunakan Eco Enzyme kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi masa depan,” ucapnya. (*)
M. Isnaini Wijaya
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |