Indonesia Positif

Sages Latih Insting Bisnis Kuliner Lewat Gastronomi Lintas Benua

Sabtu, 18 Mei 2024 - 19:48 | 22.92k
Peserta lomba memasak saat acara Sages International Food Festival di Atrium Ciputra World Mall Surabaya, Sabtu (18/5/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Peserta lomba memasak saat acara Sages International Food Festival di Atrium Ciputra World Mall Surabaya, Sabtu (18/5/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Atrium Ciputra World Mall Surabaya dipenuhi aroma lezat masakan menggugah selera dari berbagai negara. Ada aneka menu dari Asia hingga Timur Tengah dalam ajang Sages International Food Festival (SIFF).

Sebuah ajang yang menantang para mahasiswa sekolah memasak Akademi Sages, untuk unjuk kebolehan mengolah beragam bahan menjadi hidangan istimewa bertajuk Taste Around The World.

Advertisement

Seperti namanya, membawa lidah menjelajah ke 12 negara mencicipi gastronomi kekayaan kuliner selama tiga hari berturut-turut sejak 17-19 Mei 2024.

Mulai makanan ringan hingga makanan berat serta aneka minuman segar. Seperti Middle East Cuisine yang  terdiri dari chicken manchurian, samosa, chicken shawarma dan masala chai tea. Pengunjung juga bisa menikmati sajian Thailand, Korea, Indonesia dan Jepang.

Ya, tradisi menyajikan hidangan hasil karya mahasiswa itu telah berjalan dari tahun ke tahun sejak Akademi Sages berdiri pada 2006 silam di Surabaya Barat hingga saat ini. 

"Ajang ini adalah tempat unjuk gigi hasil karya mahasiswa kami terutama mahasiswa semester akhir," terang Ivy Dian Puspitasari, Kepala Prodi Seni Kuliner Academi Sages, Sabtu (18/5/2024).

Sages telah menghasilkan chefpreneur dengan keahlian memasak di atas rata-rata. Tak hanya mahir memasak, tetapi juga mahir mengembangkan bisnis dan mengelola keuangan.

"Kita mengajarkan tidak hanya sekadar bisa masak, tapi juga bisa berbisnis. Bisa menjadi seorang entrepreneur," sambungnya.

Setiap siswa harus bisa menguasai ilmu memasak dari seluruh belahan dunia baik original maupun fusion atau masakan modifikasi yang menyesuaikan lidah orang Indonesia. 

Sebagaimana masakan 12 negara yang dihadirkan dalam festival kali ini adalah masakan-masakan populer terutama di kalangan anak muda. Masing-masing tenant dikelola oleh 4-5 mahasiswa secara berkelompok.

"Jumlah mahasiswa kami untuk angkatan 2021 ada 58 orang. Jadi kita bikin ada 12 booth dan menjadi bagian penilaian advance culinary dan pastry," katanya. 

Sebuah tantangan tersendiri, sebab mahasiswa Sages selain mengikuti penilaian juga diasah untuk langsung menghadapi respon konsumen dengan memberikan pelayanan terbaik saat menyajikan. Ada juga lomba menggandeng produsen tepung Ladang Lima sebagai mitra.

Bukan tanpa sebab, industri kuliner terus berkembang dan mendapat ruang tanpa batas dalam dunia usaha. Ibarat kata, kuliner tak pernah mati. Maka kompetisi adalah keniscayaan, sehingga mahasiswa ditempa dengan berbagai ilmu gastronomi masakan.

"Seni kuliner adalah kuliah yang menjanjikan," ujarnya.

Terbukti, banyak alumni Sages menjadi entrepreneur dan membuka cafe hingga membangun bisnis makanan kreatif.

Olivia, mahasiswi semester enam mengaku sangat senang bisa latihan langsung melayani konsumen dan menghidangkan resep terbaiknya. Ia juga bisa belajar mengelola uang dan stok bahan. 

Tim Olivia menyajikan menu Angkringan Nusantara. Ada Nasi Liwet Rica Manado, kue serabi, pisang goreng srikaya, otak-otak dan es cendol gula aren.

"Senang sekali seru kan bisa latihan jualan juga, manage uang, manage stok sama teman sekampus," kata Olivia yang bercita-cita bekerja di hotel atau restoran ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES