BKKBN NTT Gelar Jambore Kader Penyuluh KB di Sumba Timur

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Jambore Kader Penyuluh Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Sumba Timur.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Elvin Waingapu, Kabupaten Sumba Timur iti, diikuti oleh peserta Rayon VI itu yakni untuk 4 Kabupaten se-daratan pulau Sumba yakni Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Selasa (4/5/2024).
Advertisement
Ketua panitia Jambore petugas lapangan KB Rayon Sumba dr. Mauliwaty Bulo, M.Si mengatakan, kegiatan Jambore penyuluh KB dalam rangka sosialisasi 7 dimensi Lansia Tangguh dan kegiatan penguatan koordinasi pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan.
“Jambore ini adalah kegiatan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh KB selakigus menjalin tali silaturahmi kekompakan antar PKB, Mentor dan Coach serta semangat pengabdian dan profesionalisme dalam melaksanakan program Bangga Kencana di ProvinsI NTT,” katanya.
Mauliwaty menjelaskan, BKKBN melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia Tangguh untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia agar tetap sehat baik secra fisik, sosial dan mental, mandiri, aktif dan produktif.
“Lansia tangguh bukan merupakan beban bagi keuarga, masyarakat dan negara melainkan menjadi suatu potensi bagi pembangunan keluarga,” tuturnya.
Ia menambahkan, Lansia Tangguh adalah seseorang atau kelompok lansia sejahtera dalam 7 dimensi yaitu, spiritual, fisik, intelektual, emosional, sosial kemasyarakatan, vokasional dan lingkungan (international council on active ageing, 2023). Dalam rangka mewujudkan lansia yang sejahtera, mandiri dan bermartabat.
“Kita berharap ajang Jambore ini dapat mempertemukan langsung Mentor, Coach dan Coachee (para penyuluh KB) agar menghasilkan semangat dan komitmen yang sama dalam tercapainya inediator program pembangunan keluarga, kependudukan dan KB di NTT,” harap Mauliwaty.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sumba Timur Umbu Ngadu Ndamu menyampaikan, Jambore ini para PKB/PLKB harus mampu memberikan pemahaman yang sebaiknya kepada masyarakat terutama para peserta KB termasuk para lansia.
“Karena tanpa ada dukungan pemahaman kualitas yang dimilki petugas lapangan akan membuat pembinaan dan penyuluhan yag mereka berikan tak ada artinya,” tandasnya.
Selain itu lanjut Umbu Ndamu, sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah stunting. Oleh sebab itu ini adalah kesempatan yang baik bag PKB/PLKB untuk melaksanakan tugasnya di lapangan untuk lebih perhatian lebih kepada masalah stunting.
“Kita berharap semoga apa yang sudah dikerjakan selama ini bisa bermanfaat untuk masyarakat dan membantu pemerintah untuk ikut menyejahterakan masyarakat di pulau Sumba,” terang Umbu Ndamu.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |