Petani di Probolinggo Didorong Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kota dan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mulai kehilangan salah satu ikonnya yaitu tanaman anggur. Setiap tahun, luas produksi lahan anggur di Probolinggo terus berkurang. Perubahan iklim dan intensifikasi pertanian yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Probolinggo memberikan dampak negatif bagi lingkungan pertanian khususnya pertanian anggur.
Cuaca yang tidak menentu dan serta aplikasi pupuk dan pestisida sintetis berdampak pada penurunan kualitas tanah dan resistensi dan resurgensi organisme pengganggu tanaman (OPT). Dampak selanjutnya dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Advertisement
Ketua Ketua Komunitas Pembudidaya Anggur Probolinggo (KOPLING), Joko mengatakan, Probolinggo mulai kehilangan ikonnya yaitu anggur. Oleh sebab itu perlu adanya sinergitas antara petani, pemerintah, para pemangku kepentingan lainnya untuk melestarikan anggur Probolinggo.
“Peningkatan pengetahuan petani dalam mengatasi masalah pengembangan anggur dari budidaya dan pasca panen perlu dilakukan,” ujarnya.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (HPT FP UB) melalui Ito Fernando SP., MP., MSc didampingi mahasiswa KKN FP UB di Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, melaksanakan penyuluhan pemanfaatan mikroba bermanfaat.
Ito Fernando menjelaskan, mikroba bermanfaat tersebut mempunyai keunggulan dapat membantu pertumbuhan dan ketahanan tanaman dalam mengatasi cekaman biotik dan abiotik.
"Kegiatan ini ditujukan bagi petani agar dapat mengubah mindset mengenai input kimia sintetis serta memanfaatkan bahan yeng lebih ramah lingkungan," ujarnya.
Berkaitan dengan anggur, ia berharap menjadi tanaman edukasi dan tanaman budidaya yang dikenal dari Probolinggo.
Sejumlah masukan juga diberikan agar ikon lokal Probolinggo ini dapat kembali berjaya. "Saran dari komunitas anggur Probolinggo seperti doktor masuk desa, profesor masuk desa, akan kami tindaklanjuti karena FPUB juga mempunyai program 1 tahun sekali setiap dosen harus melakukan pengabdian," tutur Ito Fernando.
"Untuk itu semoga kegiatan ini dapat berlanjut di tahun tahun berikutnya dan mampu menjadikan Probolinggo sebagai icon Kota Anggur," imbuhnya.
FPUB Kenalkan Mikroba Bermanfaat
Pada kegiatan tersebut petani dikenalkan mengenai mikroba bermanfaat yang sebenarnya ada di sekitar kita. Mikroba bermanfaat dapat diaplikasikan melalui pemupukan, perendaman benih, atau sebagai pestisida hayati.
Harapannya dengan menggunakan mikroba bermanfaat dapat meningkatkan kesuburan tanah, mewujudkan tanaman sehat dan terhindar dari OPT sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia dan pupuk sintetik.
Para peserta kegiatan mendapatkan panduan langkah-langkah proses pembuatan pupuk dan pestisida nabati yang efektif.
Ito Fernando mengungkapkan, pemberian informasi mengenai peranan mikroba bermanfaat kepada petani sebagai langkah awal komitmen FPUB dalam mewujudkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Selain itu, pemberian mikroba bermanfaat dapat meningkatkan jasa layanan ekosistem pada agroekosistem," ujarnya. (d)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |