Akbid Dharma Bondowoso Berangkatkan Mahasiswa Praktik, Direktur: Tetap Jaga Etika

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Akademi Kebidanan (Akbid) Dharma Praja Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, melepas puluhan mahasiswa untuk mengikuti praktik tingkat dasar di rumah sakit.
Total ada 52 mahasiswa yang akan ikut praktik lapangan. Mereka akan ditempatkan di Rumah Sakit DKT Jember dan RSUD dr. Abdoer Rahim di Situbondo.
Advertisement
Para mahasiswa prodi kebidanan yang akan ikut praktik tersebut diambil sumpah kode etik dalam kegiatan capping day, Kamis (8/8/2024).
Direktur Akbid Dharma Praja Bondowoso, Joko Pranoto mengatakan, mahasiswa akan mengimplementasikan ilmu keperawatan dasar di dua rumah sakit tersebut.
Mahasiswa akan mengikuti praktik sekitar 3 bulan. Setahun berikutnya akan mengikuti praktik lanjutan, baru setelah itu mereka melakukan praktik yang lebih kompleks.
“InsyaAllah nanti di RSUD dr. Koesnadi Bondowoso. Setelah praktik tingkat dasar ini selesai,” terang dia.
Skil-skil dasar yang akan diimplementasikan nanti diantaranya mengukur tekanan darah, mengukur denyut nadi, cara menginfus, memasang kateter, memeriksa pasien terutama yang akan melahirkan.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga harus tahu cara memberikan pelayanan kepada pasien umum, karena tidak semua pasien melahirkan.
Bahkan sebelum praktik di RS, para mahasiswa sudah diuji di laboratorium. Mulai mengecek tensi, mengukur nadi, mengukur suhu, cara menginfus dan sebagainya. “Alhamdulillah semuanya sudah siap,” imbuh dia.
Ia mengimbau mahasiswa menjaga kode etik bidan. Diantaranya memberikan perlakuan yang sama pada semua pasien. “Harus punya martabat. Sopan santun itu paling dihargai,” imbau dia.
Selain itu, saat akan melayani mereka harus memperkenalkan diri, meminta izin, dan tidak membuka hal-hal yang sifatnya rahasia.
Apalagi memang lanjut Joko, mahasiswa Akbid Dharma Praja Bondowoso dikenal paling disiplin dan menjaga sopan santun di tempat praktik.
Menurutnya, mahasiswa di Akbid Dharma Praja banyak yang juga merupakan alumni beberapa pondok pesantren. Sehingga mereka tetap menjaga budaya ketimuran.
“Sehingga budaya sopan santun itu kental, apalagi dari lingkungan pesantren dan keluarga yang memiliki lingkungan baik. Kami tetap pertahankan etika-etika sopan santun seperti itu,” kata Joko. (s)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |