Indonesia Positif

Prof. Komarudin Ketua Mabigus UNJ dalam Jendela Negeri TVRI: Kepramukaan dan Tumbuhnya Generasi Kreatif.

Kamis, 15 Agustus 2024 - 11:04 | 21.24k
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam rangka Hari Pramuka ke-63 Tahun,  Prof.  Komarudin, Rektor sekaligus Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan Universitas Negeri Jakarta (Ka Mabigus UNJ) hadir dalam acara Jendela Negeri TVRI pada Rabu,  14 Agustus 2024 pukul 07.00 WIB dengan host Anisa Larasati dan Sammy Bastian.

Menurut Prof.  Komarudin, Bangsa Indonesia harus terus hidup dan jaya sehingga diperlukan generasi muda sebagai aset berharga yang unggul, berkualitas, berkarakter, kreatif, dan berdaya saing. Dan kepramukaan adalah kegiatan yang tepat untuk membentuk generasi muda dengan berbagai  berkarakter tersebut.

Advertisement

Kegiatan pramuka seharusnya adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan, jadi tidak hanya identik dengan menyanyi dan tepuk pramuka. Jika generasi saat ini,  generasi Gen Z tidak tertarik ikut pramuka berarti ada yang salah dalam kegiatan pramuka,  yang menyebabkan Gen Z tidak tertarik dan gugus depan dalam hal ini sekolah harus mencari tahu penyebabnya sekaligus menemukan solusinya.  Hal ini penting karena Gen Z adalah bagian dari generasi muda yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan. 

Berbicara mengenai kecintaannya terhadap pramuka, Prof. Komarudin mengaku sudah sejak Sekolah Dasar (SD) mengikuti kegiatan Pramuka. Di situlah Rektor UNJ ini dilatih untuk bekerja sama dan berkompetisi, sehingga tumbuh jiwa kreativitas di dalam dirinya. Dari situlah Prof. Komarudin jatuh cinta kepada pramuka. Banyak kegiatan yang dilakukan bersama dengan kelompok sehingga membangun kebersamaan dan meningkatkan kemampuan kerja sama. Kemudian ada juga kompetisi melalui pantun bersambung dan nyanyian yang bersaut-sautan yang memerlukan kecepatan berpikir.  Selain itu ada juga kegiatan lain seperti _camping untuk mengenal alam dan belajar hidup mandiri, juga kegiatan lain seperti penjelajahan atau pengembaraan. Kegiatan tersebut yang melatih fisik, intelektual, mental bahkan spiritual. Dari berbagai kegiatan itulah yang memotivasi diri untuk semakin cinta kepada pramuka. 

Pramuka ini bisa dibilang merupakan sebuah wadah yang memberikan keleluasaan serta kebebasan untuk berkreasi dan berinovasi membuat berbagai kegiatan yang membuat Prof. Komarudin bisa memperbaiki diri dan membiasakan diri menjadi disiplin dan berkarakter, termasuk di dalamnya kepemimpinan. Itulah Pramuka.

Pramuka merupakan salah satu kegiatan pendukung diluar pelajaran yang memiliki manfaat positif dalam pembentukan karakter dan berbagai kecakapan  generasi muda di Indonesia. Selama ini, gerakan pramuka telah membuktikan jika kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi. Pendidikan karakter dan kepemimpinan adalah dua aspek penting dalam pramuka. Melalui kegiatan baris-berbaris, kemah, dan kegiatan kepramukaan lainnya. Pramuka tentunya dapat membentuk karakter positif bagi generasi muda. Karena karakter yang positif dapat memicu kemampuan untuk berpikir dan mencari solusi kreatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Selain itu, nilai-nilai pramuka seperti kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, berpikir kritis, dan menyukai pembaruan dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi pada generasi muda.

Ketika ditanya apakah masih ada mahasiswa saat ini yang berminat mengikuti kegiatan pramuka? Prof. Komarudin menjawab, kalau di UNJ masih ada yang berminat walaupun jumlahnya tidak banyak. Karena kegiatan pramuka di kampus itu bisa disinkronkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, ada kegiatan pendidikan, pengajaran, riset, pengabdian masyarakat. Kegiatan kepramukaan di kampus itu bisa diarahkan menjadi calon pembina, apalagi di UNJ masih memiliki fungsi penghasil guru, maka kegiatan pramuka perlu diikuti oleh mahasiswa program studi kependidikan. Kegiatan pramuka di kampus bisa sangat bervariasi dalam bentuk teknik kepramukaan dan keterampilan kepramukaan atau pun keterampilan lainnya. Bisa dilakukan dalam kampus, di satuan gugus depan lain atau pun di masyarakat. Dulu di UNJ (IKIP Jakarta) disebutnya Tribina, yaitu Bina Diri, Bina Satuan, dan Bina Masyarakat. 

Mahasiswa itu pengembangan intelektualnya tinggi, maka kegiatan mengasah intelektual seperti seminar dan diskusi itu dikembangkan. Selain itu menulis artikel dan paper juga dibiasakan. Kemudian kegiatan pengabdian masyarakat yang relevan dengan pilar ketiga kegiatan pandega perguruan tinggi yakni bina masyarakat menjadi kegiatan wajib. Temuan dari riset atau pun gagasan dan ide baru perlu diimplementasikan  melalui kegiatan pengabdian masyarakat, bukan hanya sekedar bakti sosial dengan membagikan barang tertentu atau kerja bakti. Prof. Komarudin bercerita mahasiswa Fakultas Teknik UNJ pernah membuat alat pemotong kerupuk yang kemudian dipakai oleh masyarakat di Kepulauan Seribu. Ini merupakan inovasi dari program pramuka. Inovasi dan keterampilan ini bisa disinkronkan dengan keilmuan dan kompetensi mahasiswa sesuai program studi. Jadi pramuka bukan hanya soal tali temali, permainan morse atau baris-berbaris.

Untuk menambah minat mahasiswa terhadap pramuka, Prof. Komarudin menekankan pada tiap kegiatan  pramuka harus diperhatikan intensitas manfaat bagi anggota pramuka. Ketika anggota mendapat manfaat yang nyata, maka secara alamiah akan menarik minat mahasiswa lain. 

Terkait polemik apakah pramuka menjadi wajib atau sukarela, menurut Prof. Komarudin, dalam undang-undang, pramuka bersifat sukarela, tapi ketika menjadi menu pendidikan bisa saja menjadi wajib. Sekolah atau pemerintah daerah karena memandang pramuka memiliki manfaat yg fundamental bagi pembangunan karakter bangsa, bisa menjadikan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah. 

Pramuka kerap kali identik dengan kegiatan di alam terbuka, maka untuk kegiatan di Kota Jakarta, Prof. Komarudin menceritakan salah satu kegiatan pramuka yang menarik adalah  Perjalanan Suci, yaitu kegiatan yang dilakukan malam hari ini bertujuan untuk mempelajari, mencermati dan mengenal suasana Kota Jakarta di malam hari dengan jalan kaki dalam beberapa kilometer. Kegiatan siang hari juga bisa dengan memanfaatkan hutan kota atau ruang terbuka lain. Dengan keterbatasan ruang terbuka di Kota Jakarta bisa mendongkrak kreativitas untuk mencari alternatif kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan prinsip pramuka.

Terakhir, Prof. Komarudin mengimbau, “Wahai pemuda Indonesia, mari tingkatkan karakter, kreativitas dan kecerdasan kita melalui kegiatan pramuka. Karena kegiatan pramuka sesungguhnya adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan.  Salam Pramuka!” (")

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Haris Supriyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES