Pelatihan Pompanisasi, Produktivitas Pertanian Kabupaten Nganjuk Meningkat
TIMESINDONESIA, NGANJUK – Kementerian Pertanian (Kementan RI) melalui Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP Batu), dalam upaya mendukung program perluasan areal tanam (PAT) dan meningkatkan produktivitas pertanian, menggelar Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Pendamping Lapangan di wilayah Kodim 0810 Kabupaten Nganjuk, Selasa (22/10/2024).
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, terus menekankan bahwa program Kementerian Pertanian saat ini bertujuan untuk peningkatan produksi pertanian.
Advertisement
“Program pompanisasi bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan pertuasan areal tanam. Kami mendorong sepenuhnya pompanisasi untuk peningkatan produksi dan perluasan areal tanam,” ungkap Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan, kolaborasi antara Kementan dan TNI dalam program PAT akan mempercepat pencapaian kedaulatan pangan.
“TNI khususnya babinsa di lapangan bekerjasama dengan penyuluh dan petani dalam penanganan keterbatasan air untuk tanaman padi di lapangan yang diatasi dengan pompanisasi dari air di sungai, waduk maupun sumber air lainnya," ujar Santi.
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan untuk membekali para Babinsa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mengawal dan mendampingi program pompanisasi di lapangan.
Program pompanisasi sendiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air irigasi di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Dengan bantuan pompa air, diharapkan dapat meningkatkan luas lahan pertanian yang produktif dan pada akhirnya meningkatkan produksi pangan.
Komandan Kodim 0810 Nganjuk, Letkol Inf Andi Sasmito, mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas para Babinsa dalam mendukung program pompanisasi.
"Harapannya, dengan bekal pengetahuan yang baru, para Babinsa dapat lebih efektif dalam mendampingi petani dan mengoptimalkan pemanfaatan pompa air" ujarnya.
Data menunjukkan bahwa program pompanisasi yang telah dilaksanakan di Nganjuk telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan produktivitas pertanian. Luas areal tanam berhasil ditingkatkan dari 1.653 hektare menjadi 3.340 hektare, sementara indeks pertanaman juga meningkat dari 175 menjadi 300.
"Ini adalah hasil yang sangat membanggakan dan menunjukkan bahwa kerjasama antara Babinsa, PPL, Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian setempat berjalan dengan baik," tambah Letkol Andi.
"Keberhasilan ini tentunya sangat mendukung program ketahanan pangan nasional."
Selama pelatihan, para peserta diberikan materi mengenai pengoperasian program PAT dan pompanisasi, teknik komunikasi yang efektif, serta teknik pendampingan yang tepat. Pelatihan dilakukan secara online, on the job training, dan offline untuk memastikan peserta dapat menyerap materi dengan baik.
Dari total 212 Babinsa yang terdaftar, sebanyak 138 orang mengikuti pelatihan secara offline di Kodim 0810 Nganjuk. Sisanya yang bertugas di Jakarta akan mengikuti pelatihan secara offline pada akhir Oktober 2024. Antusiasme para peserta sangat tinggi, terlihat dari tingkat kehadiran yang tinggi dan aktifitas selama sesi pelatihan.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan para Babinsa dapat menjadi ujung tombak dalam keberhasilan program pompanisasi di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian, target swasembada pangan nasional dapat tercapai. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |