Indonesia Positif

Serunya Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren Banyuwangi

Kamis, 07 November 2024 - 11:11 | 17.13k
Pembukaan Festival Ngopi Sepuluh Ewu Desa Kemiren Banyuwangi (FOTO: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)
Pembukaan Festival Ngopi Sepuluh Ewu Desa Kemiren Banyuwangi (FOTO: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ribuan pengunjung tumpah ruah memadati Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, pada Rabu malam (06/11/2024), untuk merasakan kehangatan Festival Ngopi Sepuluh Ewu (minum sepuluh ribu kopi)  yang digelar rutin setiap tahun.

Festival yang telah menjadi agenda wajib ini tidak hanya menyuguhkan beragam varian kopi khas suku Osing, tetapi juga menjadi momen penuh kebersamaan.

Advertisement

Warga desa yang sebagian besar suku Osing Banyuwangi ini memiliki tradisi Ngopai (ngopi-minum kopi). Kopi bisa dibilang suguhan wajib kepada tamu saat berkunjung ke rumah warga Kemiren.  

Festival-Ngopi-Sepuluh-Ewu-2.jpgWisatawan Asing yang ikut memeriahkan Festival Ngopi Sepuluh Ewu Desa Kemiren Banyuwangi (FOTO: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Festival Ngopi Sepuluh Ewu digelar di sepanjang jalan utama Desa Kemiren. Deretan rumah warga di desa adat disulap menjadi warung kopi dadakan.

Di teras-teras rumah yang diubah menjadi area lesehan dan meja-meja, warga menyuguhkan kopi dalam cangkir-cangkir yang diwariskan secara turun-temurun.  

Para pengunjung disambut dengan beragam pilihan kopi, mulai dari arabika dan robusta hingga house blend khas racikan warga. Tak hanya kopi, aneka jajanan tradisional juga menemani momen kebersamaan ini. 

Festival-Ngopi-Sepuluh-Ewu-3.jpg

Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah mengatakan tradisi yang menjadi bagian dari Banyuwangi Festival ini lebih dari sekadar acara minum kopi bersama, melainkan ajang unjuk nilai luhur masyarakat osing.

"Ngopi Sepuluh Ewu merupakan sebuah pertunjukan budaya yang menggambarkan keramahan dan kemurahan hati masyarakat Osing, sekaligus mempererat rasa persaudaraan antar warga," kata Sugirah, Kamis (07/11/2024).

Sementara itu, Kepala Desa Kemiren Muhammad Arifin, menambahkan Ngopi Sepuluh Ewu ini digelar bersama dengan perayaan Hari Jadi Desa Kemiren pada tanggal 5 November. 

"Kami sengaja mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan datang ke perayaan Desa Kemiren untuk merasakan kehangatan dan persaudaraan dalam setiap teguk kopi." jelas Arifin.

Vibes yang dihadirkan festival tersebut, menjadikan festival ngopi ini menjadi ajang ngumpul bareng bersama kawan lama.

Merantau di Palangkaraya, Putra Pengayoman mengaku dirinya bersama kawan lama diundang warga asli Kemiren, Suroso yang dulu pernah menjadi induk semang (orang tua asuh) sewaktu sekolah.

"Selalu senang kembali ke Festival Ngopi. Alhamdulillah, kami sengaja buat acara temu kangen bareng teman sekolah dan berkunjung ke rumah pak Osok, Kami bercengkrama dan ngobrol banyak sambil mengenang masa lalu," ucap Ayom.

Suroso mengatakan budaya masyarakat osing adalah memuliakan tamu. Ia menganggap siapa saja yang datang bertamu seperti keluarganya sendiri.

"Masih punya kontak dan turut senang bisa ngobrol lagi sama anak-anak. Semoga semuanya sukses," harap Osok, panggilannya.

Hal yang sama juga dirasakan pengunjung asal Jerman, Malte dan Kathi. Mereka bertemu di Indonesia setelah beberapa tahun tak bertemu.

"Mampir ke Banyuwangi bareng sahabat lama dan ada event minum kopi ini mengingatkan saya dengan tradisi yang sama di Jerman. Kita minum bersama dengan kawan layaknya saudara. Ini kopinya sangat enak," tutur Malte. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES