Sudarsin: Tanpa JKN, Biaya Operasi Saya Bisa Capai 70 Juta Rupiah
TIMESINDONESIA, JEMBER – Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kini semakin merasakan berbagai manfaat yang ditawarkan, termasuk akses operasi prostat yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka. Penyakit ini merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi pada kelenjar prostat dan hanya terjadi pada pria. Meskipun kanker prostat sering dianggap sebagai penyakit yang perkembangannya lambat, dampaknya tetap mempengaruhi kualitas hidup dan bahkan dapat mengancam jiwa jika tidak terdeteksi sejak dini.
Kejadian cepat dialami Sudarsin (57), yang didiagnosis menderita penyakit prostat. Sebagai perangkat desa, ia merasa bersyukur karena kekhawatiran terhadap biaya pengobatan yang semula menjadi beban hilang setelah ia terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Sebelumnya, setiap kali rasa nyeri muncul atau kesulitan buang air kecil terjadi, ketakutan akan biaya perawatan yang tinggi membuatnya menunda mencari pertolongan medis.
Advertisement
“Saat malam hari, saya sudah merasakan perkembangan penyakit ini. Pada pagi harinya, saya tidak sanggup lagi dan akhirnya dibawa ke fasilitas kesehatan. Setelah itu, saya mendapatkan rujukan ke RS Perkebunan Jember Klinik. Pelayanan sangat cepat, semua biaya ditanggung, sehingga saya tidak khawatir karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN di BPJS Kesehatan,” ujar Sudarsin pada Senin, (18/11).
Sudarsin menyampaikan bahwa sejak awal ia mendatangi puskesmas dan harus dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani operasi serta tindakan lanjutan lainnya, ia hanya mengandalkan Program JKN selama masa perawatan. Ia mengungkapkan bahwa pelayanan dan prosedur yang dijalaninya sangat mudah dan tidak merepotkan.
“Ini pengalaman saya merasakan manfaat pelayanan kesehatan menggunakan JKN. Alhamdulillah, dari awal saya berobat hingga menerima berbagai layanan kesehatan, semuanya menggunakan Program JKN. Proses pendaftaran sangat dipermudah, bahkan selama kontrol selama 3 bulan pun menggunakan BPJS. Jujur, prosesnya sama sekali tidak rumit. Petugas rumah sakit mengarahkan saya untuk menjalani tindakan medis, dan Alhamdulillah semuanya berjalan lancar tanpa biaya perawatan sama sekali,” ungkap Sudarsin.
Sudarsin menyadari bahwa tanpa Program JKN, biaya perawatan untuk pengobatannya akan sangat mahal. Oleh karena itu, ia merasa bersyukur keluarganya telah terdaftar sebagai peserta Program JKN. Pengalaman ini semakin menunjukkan betapa besar manfaat Program JKN bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Jujur, saya agak kaget saat tahu harus menjalani berbagai macam pengobatan. Di satu sisi, saya khawatir dengan kondisi saya, dan di sisi lain saya sempat memikirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk semua penanganan medis. Namun, ketika petugas rumah sakit mengarahkan saya untuk mengurus penjaminan melalui Program JKN, saya merasa lega. Petugas sempat memberi tahu bahwa jika saya tidak menggunakan Program JKN, biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai sekitar 70 juta rupiah. Berkat JKN, seluruh pengobatan saya dijamin oleh program tersebut,” tambah Sudarsin.
Di akhir perbincangan, Sudarsin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang rutin membayar iuran. Ia menekankan bahwa partisipasi ini memungkinkan peserta yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat memperoleh layanan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Sudarsin juga menyoroti sistem gotong royong yang menjadi inti program tersebut, di mana peserta yang sehat membantu peserta yang sedang sakit.
“Setelah menjalani operasi dan merasakan manfaat nyata dari Program JKN, saya kini memiliki harapan baru untuk masa depan. Saya semakin rajin berolahraga untuk menjaga kesehatan dan mempercepat proses pemulihan tubuh. Saya berharap program ini terus ada dan semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya seperti yang saya rasakan. Untuk yang masih ragu memanfaatkan Program JKN, jangan takut dan segera daftarkan diri pada BPJS Kesehatan” pungkas Sudarsin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |