Indonesia Positif

Peneliti UB Sebut Tiga Teknologi Ini Jadi Tantangan Baru, Apa Saja?

Sabtu, 30 November 2024 - 15:36 | 12.28k
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. (FOTO: dok TIMES Indonesia)
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. (FOTO: dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peneliti dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya (UB), Rizal Setya Perdana mengatakan, dengan populasi yang mencapai 278,7 juta jiwa pada tahun 2024, Indonesia menempati posisi strategis sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. 

Tingkat adopsi teknologi digital di Indonesia terus meningkat, dengan penetrasi internet mencapai 66,5% dari total populasi, didukung oleh pertumbuhan konektivitas seluler yang signifikan dan kecepatan internet yang semakin baik. 

Advertisement

Di sisi lain, menurut peneliti UB ini, tantangan berupa kesenjangan digital dan aksesibilitas yang belum merata masih menjadi perhatian. 

Di tengah lanskap yang dinamis ini, teknologi seperti Al Generatif, keamanan siber, dan ekonomi digital telah mentransformasi berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi hingga aktivitas ekonomi. 

"Teknologi ini saling mendukung, menciptakan peluang besar sekaligus menimbulkan tantangan baru yang harus diatasi," katanya di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/11/2024).

Peneliti UB ini menyampaikan, ketiga tren Al Generatif, Keamanan Siber, dan Ekonomi Digital saling terhubung dalam membangun ekosistem digital yang kuat di Indonesia. 

"Al Generatif menghadirkan inovasi dan personalisasi, Keamanan Siber melindungi data dan algoritma, sementara Ekonomi Digital memanfaatkan kepercayaan yang dihasilkan untuk mempercepat transaksi dan interaksi digital. Sinergi ini menjadi kunci transformasi digital Indonesia," jelasnya.

Ia menyebut, tantangan seperti literasi digital yang rendah, ketimpangan infrastruktur, dan kebutuhan regulasi adaptif perlu diatasi melalui investasi teknologi, kebijakan keamanan siber, dan edukasi publik. 

Menurutnya, dengan kolaborasi pemerintah, sektor swasta, dan akademisi, Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, menjadi pemain utama di lanskap digital global, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

"Dengan pemanfaatan teknologi yang bijak dan penguatan sistem pendukung, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam lanskap digital global sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakatnya," ujar peneliti UB Rizal Setya Perdana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES