Indonesia Positif

Petani Muda Jadi Harapan Baru, Kementan Gencarkan Pembinaan Berkelanjutan

Selasa, 15 April 2025 - 11:35 | 16.05k
Worskhop Keberlanjutan Business Development Services Provider, Kamis (14/4/2025) di Hotel Dalwa, Bangil, Pasuruan. (Foto: Polbangtan Malang for TIMES Indonesia)
Worskhop Keberlanjutan Business Development Services Provider, Kamis (14/4/2025) di Hotel Dalwa, Bangil, Pasuruan. (Foto: Polbangtan Malang for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PASURUAN – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen mencetak generasi petani milenial yang tangguh dan berdaya saing tinggi melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), hasil kolaborasi strategis dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Program YESS dirancang untuk memperkuat kapasitas generasi muda dalam bidang pertanian, baik dari sisi kompetensi teknis maupun kemampuan kewirausahaan. 

Advertisement

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan pilar utama ketahanan ekonomi nasional, yang sangat bergantung pada kontribusi generasi muda sebagai SDM produktif masa depan. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa menjelaskan program YESS menjadi salah satu barometer menciptakan petani milenial yang bisa memberdayakan sumber daya alam dengan kekuatan sumber daya manusia di dunia bisnis bagi pemuda tani di pedesaan.

Worskhop-2.jpg

Sebagai bagian dari implementasi program di Jawa Timur, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) menggelar Workshop Keberlanjutan Business Development Services Provider (BDSP), Kamis (14/4/2025), di Hotel Dalwa, Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, Kepala Bidang Ekonomi dan SDA Bappeda Kabupaten Malang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan, perwakilan pemerintah daerah lainnya serta 72 peserta.

Project Manager YESS PPIU Jatim, Novita Dewi Kristanti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberlanjutan BDSP menjadi elemen kunci dalam menjamin dampak jangka panjang program YESS di tingkat akar rumput.

“Workshop ini menjadi ruang refleksi dan penyusunan strategi untuk memastikan BDSP tetap hadir sebagai motor penggerak kewirausahaan muda di sektor pertanian. Kita ingin BDSP tidak hanya bertahan, tapi tumbuh menjadi lembaga mandiri yang mampu bersinergi lintas sektor,” ungkap Novita.

Workshop ini menetapkan sejumlah tujuan utama yang strategis dalam rangka memperkuat keberlanjutan BDSP setelah berakhirnya program YESS. Tujuan-tujuan tersebut meliputi penyusunan rencana kerja keberlanjutan BDSP, penguatan kelembagaan melalui kolaborasi lintas sektor, serta penyusunan strategi berbasis potensi lokal. Selain itu, workshop ini juga bertujuan untuk membentuk jejaring kolaboratif antara BDSP dengan pemerintah, penyuluh, sektor swasta, dan lembaga keuangan guna mendorong pengembangan pertanian yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, Avicenna M. Saniputera menegaskan pentingnya peran penyuluh dan lembaga pendidikan seperti Polbangtan sebagai agen perubahan dalam pembangunan pertanian. Ia juga menyoroti potensi besar yang dimiliki Kabupaten Malang dalam menyukseskan program YESS.

“Program YESS ini bisa dibilang salah satu yang terbaik. Kami melihat potensi SDM yang luar biasa, bahkan dalam konteks koperasi seperti Koperasi Merah Putih, sebagian besar SDM-nya sudah terbentuk. Tinggal bagaimana menyinkronkan dengan potensi lokal dan pasar,” kata Avicenna.

Pemerintah daerah, lanjut Avicenna, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas peran aktif Polbangtan Malang dalam mendampingi dan mendorong kemajuan pertanian di Kabupaten Malang. Ia menyebut, desa seperti Ngadas tinggal satu langkah lagi untuk mencapai target yang diharapkan sebagai model sukses pengembangan pertanian milenial. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES