Indonesia Positif

Kawasan Berbasis Klaster, Strategi Jitu Disperikan Banyuwangi untuk Perikanan Berkelanjutan

Jumat, 25 April 2025 - 19:42 | 9.11k
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dan Kepala Dinas Perikanan, Suryono Bintang Samudra, saat menebar benih ikan di Kecamatan Gambiran. (FOTO: Instagram @disperikanbwi)
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dan Kepala Dinas Perikanan, Suryono Bintang Samudra, saat menebar benih ikan di Kecamatan Gambiran. (FOTO: Instagram @disperikanbwi)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sebagai upaya memaksimalkan potensi sektor perikanan, Dinas Perikanan (Disperikan) Banyuwangi, memiliki strategi jitu yakni kawasan berbasis klaster.

Kawasan berbasis klaster sendiri merupakan metode pengelolaan perikanan yang mengintegrasikan beragam kegiatan dalam satu wilayah, dengan tujuan untuk mengoptimalkan efisiensi dan mendorong nilai tambah ekonomi.

Advertisement

Kepala Dinas Perikanan (Disperikan) Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra, mengatakan bahwa salah satu contoh penerapan kawasan berbasis klaster adalah pemanfaatan sungai yang selama ini dibiarkan mengalir tanpa memberikan nilai tambah selain untuk keperluan pertanian.

“Dalam pendekatan ini, sungai dapat dioptimalkan untuk menghasilkan nilai ekonomi melalui penebaran benih ikan yang dirancang sebagai bagian dari kawasan wisata berbasis edukasi atau rekreasi,” kata Suryono sapaan akrab Suryono Bintang Samudra, Jum’at (25/4/2025).

Menurut Suryono, selain menjadi tempat wisata, kawasan ini juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti lomba memancing yang menarik pengunjung sekaligus memberikan penghasilan dari penjualan tiket.

Tak hanya itu, masih Suryono, konsep ini dapat dipadukan dengan wisata kuliner berbasis hasil tangkapan ikan, yang akan menambah daya tarik kawasan serta membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar.

Lebih lanjut, kepala dinas yang baru dilantik secara definitif ini mengatakan bahwa penerapan kawasan berbasis klaster juga dapat mendukung upaya menjaga kebersihan sungai dan melestarikan ekosistemnya.

“Penebaran ikan di sungai ini hanya sebagai pemicu saja. Artinya, nantinya masyarakat yang membuang sampah di sungai dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti menggunakan racun atau putas akan berkurang,” ujarnya.

“Hal ini akan membantu melestarikan habitat ikan serta flora dan fauna lainnya yang hidup di sekitar sungai, sehingga keberlanjutannya tetap terjaga untuk generasi mendatang,” imbuhnya.

Di sisi lain, manfaat hadirnya kawasan berbasis klaster juga dapat dirasakan dari sisi sosial. Masyarakat dapat berkumpul dan berinteraksi dalam satu tujuan yang sama.

Dengan keterlibatan langsung dalam pengelolaan, mereka tidak hanya berkontribusi dalam menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial serta meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola sumber daya secara berkelanjutan.

“Disperikan juga tidak bisa bekerja sendiri, sehingga kolaborasi lintas sektoral termasuk masyarakat itu sendiri menjadi kunci utama dalam mewujudkan konsep kawasan berbasis klaster,” tutup Suryono.

Dengan mengintegrasikan aspek ekonomi, edukasi, dan pariwisata, strategi kawasan berbasis klaster ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, dan memperkaya pengalaman wisatawan.

Langkah ini sekaligus menjadi inovasi dalam mendorong kesejahteraan masyarakat Banyuwangi melalui pengelolaan sumber daya sungai yang lebih produktif dan kreatif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES