Indonesia Positif

Banyuwangi Siap Menuju Swasembada Pangan dengan Perluas Areal Tanam Hingga Libatkan Generasi Milenial

Jumat, 25 April 2025 - 20:05 | 12.95k
Suasana petani Banyuwangi sedang menanam padi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Suasana petani Banyuwangi sedang menanam padi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapang) optimis dalam mencapai swasembada pangan. Melalui berbagai inovasi, mulai dari perluasan areal tanam hingga melibatkan generasi milenal sebagai pionir perubahan di sektor pertanian.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispertapang Banyuwangi, Ilham Juanda, mengatakan bahwa Banyuwangi memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian pangan melalui berbagai langkah strategis yang telah dirancang.

Advertisement

Menurut Ilham sapaan akrab Ilham Juanda, langkah pertama yang diambil adalah perlindungan terhadap lahan sawah produktif melalui Perda perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

“Saat ini, 57.829 hektar dari total 62.940 hektar lahan sawah telah dialokasikan sebagai kawasan perlindungan,” kata Ilham, Jum’at (25/4/2025).

Selain sawah, Banyuwangi juga memanfaatkan lahan non-sawah, seperti area Perhutani dan kawasan di bawah tegakan tanaman keras. Langkah ini memungkinkan perluasan areal tanam secara signifikan tanpa mengurangi fungsi ekosistem.

Strategi lain yang tengah digalakkan adalah peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Dengan penggunaan bibit padi unggul yang berumur genjah, petani kini dapat menanam hingga empat kali setahun.

“Percepatan proses tanam dan panen juga difasilitasi melalui mekanisme alat-alat pertanian modern, seperti pompanisasi sumur bor,” ujar Ilham.

Selain itu, kesuburan tanah juga menjadi perhatian utama melalui distribusi Pupuk Organik Cair (POC) sebanyak 137.130 liter yang akan menjangkau 13.713 hektar lahan. Langkah ini didukung oleh penelitian ilmiah dari universitas untuk memastikan efektivitasnya.

“Kami tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada kualitas tanah dan kesejahteraan petani. Pendampingan penyuluh pertanian menjadi elemen penting untuk memastikan transfer teknologi berjalan baik,” papar Ilham.

Lebih dari itu, perlindungan hasil panen dari hama dan penyakit diwujudkan melalui pendekatan ramah lingkungan, seperti penggunaan pestisida organik. Selain itu, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) menjadi solusi bagi petani untuk menghadapi risiko kerugian akibat bencana atau gangguan lainnya.

Sebagai solusi untuk memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi, Dispertapang Banyuwangi juga mengedepankan penggunaan lima jenis pupuk, termasuk pupuk alternatif, SLPT, SLPH, SLPT Higgs, serta SL Mitigasi dan Iklim. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan hasil pertanian serta meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di sektor ini.

“Pengawasan terhadap distribusi pupuk subsidi juga kami gencarkan dengan melibatkan KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida),” beber Ilham.

Sosialisasi kegiatan RUPA (Ruang Pertanian Usaha Pangan) juga terus dilakukan sebagai upaya mendukung perlindungan hasil produksi dan memperkuat pengelolaan pertanian lokal.

Di sisi lain, inovasi dan peran generasi milenial menjadi salah satu fokus utama. Melalui program “Jagoan Tani” dan Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) maupun ajang “Usaha Tani”, Pemkab Banyuwangi mendorong tumbuhnya ide dan inovasi di kalangan petani muda.

“Semangat dan ide kreatif anak-anak muda ini sangat kami perlukan untuk menciptakan masa depan pertanian yang berkelanjutan,” tutur Ilham.

Dengan kombinasi antara inovasi teknologi, keterlibatan generasi muda, dan fokus pada keberlanjutan, Banyuwangi semakin optimis dalam mewujudkan swasembada pangan sebagai kontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES