Indonesia Positif

Dosen Agroteknologi UMBY Dian Astriani Paparkan Hasil Riset Pada Kongres Internasional di Filipina

Senin, 30 Juni 2025 - 16:50 | 6.35k
Dosen Agroteknologi UMBY Dian Astriani Paparkan Inovasi Agroteknologi Ramah Lingkungan di Kongres Internasional Filipina (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Dosen Agroteknologi UMBY Dian Astriani Paparkan Inovasi Agroteknologi Ramah Lingkungan di Kongres Internasional Filipina (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dosen Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta atau UMBY, Dr. Ir. Dian Astriani, S.P., M.P., menjadi salah satu pembicara dalam 3rd International Agri-Ecotourism Congress 2025 yang berlangsung di Marzon Hotel Executive Hall, Kalibo, Aklan, Filipina, Senin (9/6/2025).

Kongres yang diikuti Dian ini diselenggarakan oleh Aklan State University (ASU) dan diikuti oleh berbagai praktisi, akademisi, dan penggiat agrowisata dari dalam dan luar negeri.

Advertisement

Mengangkat tema “Empowering Sustainable Agri-Ecotourism through Innovation, Collaboration, and Cultural Preservation”, Dian hadir atas undangan resmi dari panitia kongres untuk mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul Innovation of Environmentally Friendly Agrotechnology Supporting Sustainable Agriculture In Synergy with Agrotourism in Yogyakarta Indonesia.

Dalam paparannya, Dian mengungkapkan inovasi teknologi pertanian ramah lingkungan berbasis limbah kulit kacang mete yang dikembangkan di kawasan agrowisata Karang Tengah, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Inovasi ini menghasilkan biopestisida dari minyak kulit kacang mete, yang mampu mengatasi hama tanaman secara efektif tanpa merusak lingkungan.

Dosen-Agroteknologi-UMBY.jpg

“Potensi limbah kulit kacang mete di Karang Tengah sangat besar, namun belum dimanfaatkan optimal. Melalui teknologi ini, limbah tersebut bisa diolah menjadi biopestisida alami yang mendukung pertanian berkelanjutan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi masyarakat,” jelas Dian, Senin (30/6/2025)

Selain produksi kacang mete, wilayah Karang Tengah juga dikenal sebagai habitat ulat sutera liar, yang menjadikan pertanaman kacang mete tidak hanya bermanfaat dari sisi pangan, tetapi juga dari sisi tekstil.

Dian menyebut, pengembangan budidaya ulat sutera liar ini membuka peluang agrowisata baru berbasis edukasi dan kearifan lokal, yang mampu menarik minat wisatawan.

“Budidaya ulat sutera liar dari tanaman kacang mete dapat menjadi atraksi wisata pertanian. Benang dan kain sutera yang dihasilkan dari proses ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan memperkuat konsep agrowisata berkelanjutan,” tambah Dian yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri UMBY.

Kongres internasional ini juga menghadirkan berbagai nara sumber internasional lainnya. Diantaranya, Van Cung Nguyen, CEO Trading Service Education and Tourist Co. LTD dari Vietnam, serta Bridget Giffei, relawan Peace Corps Response. Sedangkan keynote speech disampaikan oleh Engr. Remelyn R. Recoter, MNSA, CESO III, Direktur IV dari Department of Agriculture, Agricultural Training Institute, Filipina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Amar Riyadi
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES