Indonesia Positif

Tim Dosen Fakultas Psikologi UNJ dan Warga Depok Dorong Pentingnya Peran Ayah di Era Indonesia Emas 2045

Senin, 14 Juli 2025 - 09:46 | 6.41k
Tim Dosen Fakultas Psikologi UNJ dan Warga Depok Dorong Pentingnya Peran Ayah di Era Indonesia Emas 2045. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Tim Dosen Fakultas Psikologi UNJ dan Warga Depok Dorong Pentingnya Peran Ayah di Era Indonesia Emas 2045. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di tengah arus modernisasi dan tantangan pengasuhan di era digital, peran ayah dalam keluarga sering kali direduksi hanya sebagai pencari nafkah. Menghadapi realitas ini, dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Jakarta (FPsi UNJ) mengambil langkah strategis dengan menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bertajuk "Menuju Indonesia Emas 2045: Penguatan Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak".

Program yang berlangsung di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 23 dan TPQ Aisyiyah GDC, Kota Depok, ini digagas oleh empat dosen FPsi UNJ: Muhammad Ikbal Wahyu Sukron, Herdiyan Maulana, Fauziah Wijayanti, dan Nazir Ultama Anugrah. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam membangun kesadaran baru akan pentingnya kehadiran ayah dalam proses pengasuhan.

Advertisement

Sebanyak 31 peserta, terdiri dari 22 orangtua dan 9 guru, mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Dengan pendekatan interaktif dan partisipatif, para peserta diajak memahami bahwa kehadiran ayah, secara emosional, kognitif, dan sosial, berperan besar dalam pembentukan karakter, kemandirian, dan kesejahteraan psikologis anak.

Kegiatan ini dipandu oleh Atikah Ainun Mufidah, dosen FPsi UNJ, dan menghadirkan narasumber Erik, seorang pakar psikologi sosial dan kognitif yang telah lama meneliti isu pengasuhan dan dinamika keluarga. Dalam pemaparannya, Erik menekankan perlunya redefinisi peran ayah dalam keluarga modern Indonesia, terlebih dalam menyongsong bonus demografi dan cita-cita besar Indonesia Emas 2045.

“Jika kita ingin mencetak generasi unggul, maka investasi terbesar justru harus dimulai dari rumah, dari relasi yang sehat antara orangtua dan anak. Ayah harus hadir secara psikologis, bukan hanya fisik,” tegas Erik.

Dosen-Psikologi-UNJ.jpg

Ia menambahkan bahwa keterlibatan ayah secara emosional terbukti menurunkan risiko perilaku menyimpang pada anak, memperkuat kepercayaan diri, serta meningkatkan perkembangan kognitif dan kesejahteraan psikologis anak secara keseluruhan.

Kegiatan tidak hanya berisi ceramah akademik, tetapi juga diskusi kelompok dan curah pendapat yang menggugah kesadaran para peserta. Sejumlah orangtua mengaku baru pertama kali memahami secara mendalam makna pengasuhan dari sudut pandang psikologi.

Salah satu peserta, Ananto, seorang ayah dari peserta didik di TK Aisyiyah, mengungkapkan refleksinya. “Saya jadi lebih sadar untuk meluangkan waktu bersama anak-anak, bukan hanya mencari uang. Ini membuka wawasan saya sebagai ayah,” ungkapnya. 

Dalam sesi penutup, peserta diberikan modul singkat yang berisi strategi menjadi ayah yang responsif, dilengkapi dengan refleksi pribadi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini diharapkan menjadi panduan praktis dalam menciptakan rumah sebagai ruang tumbuh yang sehat dan penuh kasih.

Menurut Muhammad Ikbal selaku tim dosen FPsi UNJ, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang FPsi UNJ dalam memajukan kesejahteraan psikososial masyarakat. “Kami ingin membangun kesadaran publik bahwa pengasuhan bukan hanya tugas ibu. Peran ayah sangat penting, dan membesarkan anak adalah kerja kolektif seluruh keluarga,” ujarnya.

Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat melahirkan perubahan sosial yang konkret. Diharapkan kegiatan serupa dapat diperluas ke wilayah lain agar pesan tentang pentingnya pengasuhan ayah semakin mengakar dalam praktik kehidupan keluarga Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ahmad Nuril Fahmi
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES