DPRD Jatim Tekankan Kesejahteraan Petambak, Revitalisasi Tambak Garam Jangan Jadikan Petani Penonton

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Revitalisasi tambak garam tradisional di Jawa Timur mendapat dukungan penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur (DPRD Jatim). Namun, para legislator menegaskan bahwa program ini harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petambak tradisional, bukan justru membuat mereka terpinggirkan.
Hal ini menjadi sorotan utama dalam upaya menyeimbangkan modernisasi dengan keberlangsungan hidup para pelaku usaha garam lokal.
Advertisement
Erma Susanti, Anggota DPRD Jawa Timur, menegaskan pentingnya memastikan petambak lokal menjadi subjek utama dalam proses revitalisasi. Ia menyoroti kekhawatiran program modernisasi yang bisa mengancam keberadaan petambak tradisional. Dukungan terhadap revitalisasi ini dilandasi harapan agar teknologi dan peningkatan infrastruktur tambak benar-benar memberi manfaat langsung kepada mereka yang selama ini menggantungkan hidup dari produksi garam.
"Petambak harus sejahtera, bukan jadi penonton di lahan sendiri," ujar Erma.
Program revitalisasi tambak garam di Jatim ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam nasional. Selama ini, banyak tambak garam tradisional menghadapi berbagai kendala, mulai dari infrastruktur yang minim, kualitas air yang kurang baik, hingga fluktuasi harga yang kerap merugikan petani. Revitalisasi diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah ini, sehingga Jatim bisa kembali menjadi lumbung garam nasional.
DPRD Jatim, melalui pernyataan Erma, menekankan bahwa revitalisasi harus diikuti dengan langkah-langkah konkret yang melindungi dan memberdayakan petambak. Ini termasuk akses terhadap modal, pelatihan teknologi budidaya garam yang lebih efisien, serta jaminan pasar yang stabil dengan harga yang layak. Jangan sampai, imbuh Erma, modernisasi tambak justru membuat lahan-lahan tradisional beralih kepemilikan atau dikelola oleh pihak-pihak besar, menggeser petambak asli.
Keterlibatan aktif pemerintah provinsi, khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) serta dinas terkait lainnya, sangat dinantikan dalam mengawal pelaksanaan program ini. DPRD siap mengawal agar setiap kebijakan yang muncul dari program revitalisasi ini betul-betul pro-petambak.
"Jangan sampai program yang bagus ini justru membuat petambak tradisional gigit jari," pungkas Erma Susanti.
Harapan besar ditumpukan pada program revitalisasi ini agar tidak hanya meningkatkan produksi garam, tetapi juga secara signifikan mengangkat taraf hidup dan kesejahteraan petambak tradisional di Jawa Timur, memastikan mereka tetap menjadi bagian integral dari industri garam nasional. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |