Kelor Tak Hanya untuk Mandikan Jenasah, Manfaatnya Ternyata Luar Biasa

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anda tentu tak asing dengan nama daun kelor atau merunggai (Moringa oleifera) kan?. Bagi sebagian masyarakat Jawa bahkan mungkin sampai sekarang tumbuhan dari suku Moringaceae ini pasti sudah akrab di telinga sebagai daun yang biasa dipakai untuk memandikan jenasah.
Jaman dulu, atau mungkin juga sampai sekarang masih banyak yang percaya bahwa daun ini mempunyai kekuatan mistis. Ada yang meyakini daya mistisnya itu bisa"membersihkan" jenazah dari gangguan sihir atau perontok susuk yang melekat dalam tubuh jenasah itu.
Advertisement
Terlepas dari hal tersebut di atas, baik daun kelor maupun daun bidara ternyata memiliki banyak kesamaan manfaatnya.
Keistimewaan daun kelor maupun daun bidara di jaman modern ini telah melewati banyak uji laboratorium.Keduanya sama-sama mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Begitu banyak manfaatnya sampai sulit dihitung. Pada tahun 2008, lembaga National Institute of Health menobatkan tanaman kelor (Moringa oleifera) sebagai “plant of the year” karena diakui bahwa “mungkin tidak seperti spesies lainnya, tanaman ini memiliki potensi untuk membantu membalikkan beberapa masalah lingkungan utama serta menyediakan banyak kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi.”
Hingga saat ini sudah lebih dari 1.300 penelitian, artikel, dan laporan yang berfokus pada manfaat tanaman kelor dan kemampuan penyembuhannya. Bahwa tanaman ini penting dimanfaatkan di belahan dunia yang sangat rentan wabah penyakit dan kekurangan nutrisi.
Riset ilmiah juga menunjukkan, bahwa hampir setiap bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan entah itu untuk teh herbal atau dibuat menjadi minyak.
Di seluruh dunia, kelor digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan seperti diabetes, anemia, kanker, artritis, alergi, asma, sembelit, sakit perut, diare, epilepsi, batu ginjal, darah tinggi, gangguan jantung, sakit kepala kronis, gangguan tiroid, dan lain sebagainya.
Dalam daun kelor terdapat sumber yang baik untuk mendapatkan protein, vitamin A, potasium, kalsium, serta vitamin C.
Berdasarkan data dari Kuli Kuli, yakni organisasi yang memanen tanaman kelor di Afrika disebutkan bahwa setiap gram kelor mengandung 2 kali lebih banyak protein daripada yogurt, 4 kali lebih banyak vitamin A daripada wortel,3 kali lebih banyak potasium daripada pisang,4 kali lebih banyak kalsium daripada susu sapi,7 kali lebih banyak vitamin C daripada jeruk
Daun ini juga mengandung sumber vitamin A dalam bentuk padat, sehingga dapat membantu mengatasi masalah kekurangan vitamin A yang terkait dengan gangguan fungsi kekebalan tubuh. Selain itu tanaman kelor juga menyediakan mineral, protein, dan fenolat penting.
Kelor mengandung kombinasi fitonutrien yang unik dan langka untuk pencegahan penyakit, termasuk: zeatin, quertecin, beta-sitosterol, asam caffeoylquinic, dan kaempferol, -telah terbukti sebagai anti-inflamasi dengan manfaat pengobatan.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa senyawa-senyawa tersebut bersifat melindungi jantung, stimulan peredaran darah, anti-tumor, anti-epilepsi, anti-spasmodik, anti-hipertensi, dan anti-diabetes.
Sementara itu daun bidara Menyehatkan rambut,mencegah diabetes,mencegah pertumbuhan kanker,mempercepat penyembuhan luka,kesehatan kulit,ketenangan pikiran,eningkatkan nafsu makan,memperlambat pertumbuhan virus HIV,memperbaiki sel tubuh yang rusak,menyehatkan lambung
Cara penggunaan keduanya bisa di jadikan sayur dan aman untuk dikomsusi. Untuk daun bidara, selain untuk sayur juga bisa dibuat jus.
Sedangkan untuk daun kelor bisa di buat teh dengan cara daun yang masih nempel di dahannya yang masih hijau.Bersihkan dan keringkan di tempat yang tidak langsung kena sinar matahari.
Setelah kering, tumbuklah dan simpan untuk di komsusi seperti membuat teh. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |