Awas, Sering Kedutan Bisa Jadi Tanda Terkena Penyakit Ini

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pada masyarakat yang percaya akan mitos, kedutan di wajah dipercaya sebagai suatu pertanda akan terjadinya berbagai hal. Jika Anda termasuk yang percaya mitos kedutan sebenarnya sah-sah saja, tapi faktanya kedutan dapat dijelaskan secara medis.
Dilansir dari Klik Dokter, secara teori medis, kedutan terjadi ketika bagian motorik di dalam sistem saraf pusat memberikan sinyal kepada sekelompok otot untuk berkontraksi berulang-ulang tanpa kendali. Sering kali kedutan dapat menghilang sendiri dalam waktu hitungan menit atau hingga beberapa hari.
Advertisement
Kedutan bisa dirasakan di beberapa bagian tubuh, seperti jari, betis, ataupun wajah. Pada wajah, kedutan biasanya dialami di area mata. Penyebab terjadinya kedutan yang paling sering adalah stres, kelelahan, berbagai emosi yang dirasakan, kram, gangguan saraf, hingga konsumsi zat tertentu seperti kafein dan alkohol.
Kedutan yang hanya dirasakan sesekali bukanlah suatu masalah. Namun, jika kedutan yang Anda alami pada wajah terjadi secara terus-menerus dan sudah berlangsung cukup lama, ada kemungkinan kedutan ini merupakan gejala dari penyakit hemifacial spasm.
Hemifacial spasm atau juga dikenal sebagai tic convulsif merupakan suatu kondisi terjadinya kontraksi otot pada satu sisi wajah yang tidak dapat dikontrol. Biasanya kondisi ini lebih sering terjadi pada sisi wajah sebelah kiri.
Penyakit ini bisa dialami baik oleh pria maupun wanita. Pada wanita, biasanya kondisi ini lebih sering ditemui pada usia setengah baya maupun lanjut usia. Selain itu, hemifacial spasm lebih umum terjadi pada orang Asia. Meskipun demikian, sebenarnya kondisi ini jarang terjadi. Rasio kasusnya kurang lebih 11 kasus dari 100.000 orang.
Gejala awal dari hemifacial spasm biasanya berupa kedutan di area kelopak mata kiri. Kedutan ini bisa terjadi secara kuat hingga memaksa kelopak mata tertutup. Bila tidak diobati dengan baik, maka lama-kelamaan hemifacial spasm bisa semakin parah dan menyerang ke bagian otot-otot wajah lainnya. Saat otot mulut terkena, maka mulut bisa terlihat mencong. Penurunan kemampuan mendengar juga mungkin timbul, bahkan hingga kehilangan fungsi pendengaran alias tuli.
Perlu Anda ingat bahwa tidak selamanya kedutan di wajah dikarenakan faktor stres atau kelelahan, tapi bisa juga didasari oleh adanya suatu penyakit yang berat. Oleh karena itu, jangan remehkan kedutan yang Anda alami. Jika kedutan yang Anda alami dirasakan secara terus-menerus dan tak juga reda, segera periksakan diri ke dokter. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |