Sebaiknya Batasi Makan Roti Tawar Putih, Mengapa?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Roti tawar sering menjadi pilihan untuk sarapan. Selain praktis, roti tawar juga cukup mengenyangkan. Umumnya, bahan pembuat roti tawar putih adalah tepung terigu. Roti tawar putih yang dibuat dari tepung terigu minim akan sumber nutrisi penting. Berbeda dengan roti gandum utuh yang memiliki kandungan nutrisi lebih baik dan beermanfaat untuk kesehatan tubuh. Karena itu, sebaiknya kita membatasi konsumsi roti tawar putih.
Ada beberapa alasan roti tawar putih sebaiknya dikonsumsi secara terbatas. Berikut ulasannya.
Advertisement
1. Kandungan nutrisi yang kurang lengkap
Ketika biji-bijian utuh diolah menjadi tepung terigu untuk roti tawar putih, lapisan-lapisan yang sarat kandungan serat dan protein akan terbuang. Meski sebagian roti tawar putih ditambahkan zat gizi, seperti vitamin B dan zat besi, namun serat dan protein di dalamnya jauh lebih sedikit dibandingkan tepung gandum utuh.
2. Meningkatkan gula darah dengan cepat
Peningkatan kadar gula darah dapat terjadi karena rendahnya serat dan protein dalam roti tawar putih, sehingga karbohidrat dan gula dalam roti tawar bisa lebih cepat diserap tubuh. Gula darah akan mendadak tinggi kadarnya. Hal ini tentu membuat seseorang lebih sulit mengendalikan kadar gula darahnya.
3. Memicu kenaikan berat badan
Kelebihan asupan gula dari roti tawar putih yang tidak langsung digunakan sebagai energi, kemungkinan akan disimpan sebagai lemak pada tubuh. Selain itu, roti tawar putih juga memicu rasa lapar lebih cepat, sehingga kemungkinan asupan kalori akan meningkat.
4.Kemungkinan penggunaan pemutih
Untuk membuat roti tawar putih yang tidak memiliki warna kusam dan tampak cerah, sering digunakan beberapa zat pemutih, seperti kalium bromat, azodicarbonamide, dan gas chlorine dioxide. Saat ini sebagian negara sudah melarang penggunaan zat pemutih tepung terigu, karena dapat membahayakan kesehatan.
5. Mempengaruhi suasana hati
Selain berpengaruh pada kesehatan tubuh, studi terbaru menemukan adanya kaitan dari konsumsi karbohidrat rafinasi, termasuk roti tawar putih, dengan depresi pascamenopause. Beberapa gejala yang timbul, seperti suasana hati yang cepat berubah, kelelahan, dan gejala depresi lainnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |