Kesehatan

Tak Ingin Kulit Gosong, Hindari Sinar Matahari di Jam Ini

Jumat, 25 Oktober 2019 - 07:19 | 658.39k
Ilustrasi - Hindari Sinar Matahari di Jam Ini (FOTO: evgenyatamanenko/Getty Images/iStockphoto)
Ilustrasi - Hindari Sinar Matahari di Jam Ini (FOTO: evgenyatamanenko/Getty Images/iStockphoto)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Terkena sinar matahari di jam tertentu bisa membuat kulit cepat gosong. Bagi Anda yang tak ingin kulit memiliki kulit gelap atau kulit gosong, Anda harus memperhatikan kapan harus menghindari paparan sinar matahari.

Sinar matahari memiliki tiga jenis sinar radiasi yakni ultra violet A (UVA) dengan gelombang panjang, ultra violet B (UVB) dengan gelombang pendek, dan ultra violet C (UVC) dengan gelombang sangat pendek.

Advertisement

Semakin pendek gelombang, semakin besar tingkat radiasi yang bisa merusak kulit. Jadi di antara semua sinar ultra violet, UVC adalah yang paling merusak kulit. Untungnya, lapisan ozon bumi mampu menghalau sinar UVC sehingga hanya sinar UVA dan UVB yang menembus ke bumi.

"Untuk mudahnya, bayangkan sinar UVA sebagai UVAging dan UVB sebagai UVBurning. Jika terpapar sinar matahari terlalu lama, UVA akan menembus lapisan kulit lebih dalam dan dapat menyebabkan penuaan kulit berupa keriput dan noda hitam," kata dermatolog dr. Nana Novia Jayadi, Sp.KK dalam keterangan pers, Kamis (24/10/2019).

Lalu, jam berapa sinar UVA dan UVB bisa membuat kulit gosong?

"Secara umum, radiasi UVA dan UVB pada kulit paling tinggi terpapar pada rata-rata jam 11.00 sampai jam 14.00," kata dr Nana.

Apalagi, secara klinis jenis kulit orang Indonesia masuk dalam kategori Phototype antara nomor IV dan V menurut Fitzpatrick, artinya kulit orang Indonesia memang kaya zat pewarna kulit atau melanin.

"Oleh karena itu kulit lebih mudah menggelap saat terpapar sinar matahari," katanya.

Paparan sinar UVA yang ekstrem bahkan bisa menyebabkan kanker.

"Dan, terpapar sinar UVB terlalu lama akan membakar kulit dan memengaruhi melanin, sehingga mengakibatkan kulit yang lebih gelap," katanya, meski pembentukan vitamin D pada tubuh adalah hasil paparan sinar matahari yang mengandung sinar UVB.

Kondisi makin diperparah dengan polusi, keringat, debu dan kotoran yang kemudian memicu munculnya noda hitam pada kulit. Di bawah satu noda hitam yang kecil tersebut, terdapat jutaan sel pigmen yang rusak.

Untuk mencegah kerusakan sel-sel pigmen akibat sering terpapar sinar matahari, maka penggunaan Vitamin C secara topikal (langsung pada kulit) dapat menjadi pilihan. Vitamin C adalah zat anti oksidan yang teruji aman dan efektif untuk mencerahkan kulit gelap atau kulit gosong dan menyamarkan noda hitam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Antara News

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES