TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di Indonesia, persalinan dengan Sectio Caesarea (SC) bukanlah hal yang asing lagi. Bahkan merupakan hal yang seringkali menjadi pilihan utama bagi pasangan suami istri yang ingin memilih tanggal cantik.
Hari tertentu, hongsui, dan weton yang diinginkan, dengan harapan masa depan anak yang lebih baik berdasarkan kepercayaan tertentu. Apalagi dengan budaya ketimuran yang di kombinasi gaya hidup hedonisme saat ini, pilihan persalinan seakan menyesuaikan dengan gengsi dan nyali.
Advertisement
Persalinan normal seakan bukanlah sesuatu yang “keren” apalagi jika mendengar cerita tentang sakit yang dirasakan ibu bersalin. Persiapan jumlah anggaran persalinan dan kesiapan menghadapi rasa kesakitan yang akan dialami menjelang dan usai persalinan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemilihan persalinan saat ini berada ditangan klien dan keluarga, khususnya pada kehamilan normal. Pada kehamilan yang berisiko Dokter Spesialis Obgyn memiliki peran penting terkait penyelamatan nyawa ibu dan bayinya.
Berbagai situasi dan kondisi yang berhubungan dengan keinginan klien, faktor risiko serta kebijakan Pemerintah terkait dengan sistem pembayaran pada layanan BPJS juga memiliki pengaruh yang cukup besar.
Akhirnya ada suatu pertanyaan besar, apakah sistem penanganan yang memiliki risiko yang lebih kecil, proses yang lebih singkat, serta penggantian biaya yang selisihnya cukup besar dari pemerintah membuat persalinan Sectio Caesarea menjadi pilihan bagi beberapa tempat layanan kesehatan, sehingga fenomena peningkatan angka persalinan Sectio Caesarea tersebar merata di seluruh RS yang ada di Indonesia?``
Berdasarkan survei global WHO, 1/3 persalinan di beberapa negara di dunia adalah dengan cara Secsio Caesarea. Di China dan Taiwan ada peningkatan hingga 70%. SDKI mencatat persalinan Sectio Caesarea meningkat secara signifikan dari tahun 1991-2012 sebesar 12.3%.
Pada salah satu Rumah Sakit Ibu dan Anak di Surabaya, ada data yang terinput dari sumber penelitian, dimana dari 45 orang yang bersalin di bulan desember 2018, 30 diantaranya bersalin dengan Sectio Caesarea.
Sectio Caesarea
Sectio Caesarea merupakan suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat irisan pada perut dan Rahim (Oxorn dan William, 2010). Sectio Caesarea berisiko kematian 25 kali lebih besar dan berisiko infeksi 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan normal (Sri Rezeki, 2018).
Dampak yang ditimbulkan oleh Sectio Caesarea adalah meninggalkan luka parut di perut yang menetap, resiko robek pada rahim ketika kontraksi pada kehamilan berikutnya.
Rasa nyeri pasca persalinan, nyeri pada bagian irisan 2-3 jam setelah operasi dimana obat obat anesthesi/sedasi sudah mulai berkurang efektifitasnya. Selain itu bisa terjadi penggumpalan darah di pembuluh darah vena yang tandai adanya warna merah keunguan di bawah kulit akibat adanya gumpalan darah di bawahnya.
Beberapa tipe irisan pada Sectio Caesarea, irisan melintang diatas tulang kemaluan, irisan membujur, klasik. Keuntungan Persalinan Secsio Caesarea, sangat menolong banyak jiwa ibu yang mengalami kelainan pada panggul, persalinan lama, kelainan letak janin maupun kelainan letak plasenta, atau terkelupasnya plasenta serta pre eklampsi berat (keracunan kehamilan) dan beberapa kasus lain yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayinya.
Namun kerugiannya pun perlu dipahami, bahwa Sectio Caesarea bisa menyebabkan kerusakan kandung kemih, komplikasi obat obatan anesthesi, perdarahan, infeksi, dan tromboemboli.
Bahkan risiko kematian akibat Sectio Caesarea lebih besar daripada persalinan pervaginam.
Perspektif sebelum dan sesudah persalinan Sectio Caesarea
Dalam suatu penelitian Kualitatif yang dilakukan oleh Bidan Nurvita Eka Sugisty di RSIA NUN Surabaya tentang perspektif rasa nyeri persalinan.
Maka dapat disimpulkan bahwa ternyata pada saat memutuskan memilih Sectio Caesarea karena ada komplikasi kehamilan dan risiko tinggi jika lahir pervaginam, walau ada yang memilih tindakan persalinan tersebut karena disuruh orang tua.
Bonus pemilihan tindakan Sectio Caesarea adalah ada tanggal dan bila beruntung ada jam yang bisa dipilih. Rata rata ibu bersalin merasa takut saat akan memasuki ruang operasi, apalagi jika persalinan itu adalah persalinan yang pertama.
Perspektif pasca operasi Sectio Caesarea, rata rata mereka merasakan tingkat rasa nyeri yang mereka alami lebih tinggi. Bukan hanya nyeri pada sayatan, namun juga rasa nyeri pada kontraksi rahim dengan tingkatan rasa nyeri, cekot-cekot, teremas remas, mules yang lebih tinggi di bandingkan persalinan normal.
Yang perlu diketahui para ibu hamil, merencanakan persalinan itu harus, namun bijak dalam memilih metode persalinan itu sangat penting. Jika sangat memungkinkan persalinan dilakukan dengan cara normal, tempuhlah cara tersebut, Sectio Caesarea adalah opsi terakhir manakala persalinan secara normal tidak mungkin bisa dilakukan. (*)
Oleh: DR Erna Bayu D.CL, aktivis kesehatan, pendidikan dan kebudayaan.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rochmat Shobirin |