Kesehatan

dr Winarko Luminturahardjo Teliti Bio Marker untuk Deteksi Dini Kanker Usus Besar

Rabu, 15 September 2021 - 20:25 | 139.82k
Dokter spesialis penyakit dalam Dr. dr. Winarko Luminturahardjo, SpPD, FINASIM. (Foto: Dok. Pribadi for TIMES Indonesia)
Dokter spesialis penyakit dalam Dr. dr. Winarko Luminturahardjo, SpPD, FINASIM. (Foto: Dok. Pribadi for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGdr. Winarko Luminturahardjo, SpPD, FINASIM meneliti penanda biologis (bio marker) untuk mendeteksi dini kanker usus besar atau Kanker kolorektal.

Kanker usus besar merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki angka kejadian yang cukup tinggi. Secara umum, kejadian kanker usus besar menempati kasus nomor tiga di dunia.

Sedangkan angka kematian menempati posisi nomor dua di dunia. Kasus tiap tahunnya mencapai 1 juta kasus. Di Indonesia, sekitar 9,8 persen.

"Secara umum, di Indonesia, penanganan kanker sering terlambat karena pasien datang ke dokter dalam kondisi parah," kata Winarko.

Pria asal Kota Malang ini menyampaikan, penanda biologis diteliti karena kanker dapat dideteksi dalam tubuh manusia. Penanda biologis khusus kanker usus besar ini membuat penderita tidak nyaman.

Penanda biologis adalah indikator spesifik biologis yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh manusia dan ikut serta dalam perjalanan penyakit. Penanda biologis dapat digunakan untuk berbagai macam penyakit seperti: infeksi, keradangan, metabolik dan tentunya penyakit kanker.

Menurutnya, penanda biologis pada penyakit kanker termasuk kanker usus besar meliputi penanda untuk diagnosis, prediksi dan prognosis dari penyakit.

Dr-dr-Winarko-2.jpgDr dr Winarko bersama keluarga.

"Khusus untuk kanker usus besar metode ini dapat diambil dari sampel darah atau tinja sehingga memiliki keuntungan yakni tidak terlalu invasif, lebih nyaman untuk penderita, dapat dilakukan beberapa kali, dan biaya yang lebih ekonomis," ujar doktor spesialis penyakit dalam di RS Panti Nirmala Malang.

Ia menyebutkan penelitian serupa sebelumnya juga pernah ada. Namun bedanya, tidak spesifik dan sensitif seperti yang diteliti olehnya.

Penelitian ini dilakukan Juni 2019 hingga Mei 2020. Dalam perjalanannya, dia mengaku nyaris putus asa karena beberapa alasan. Salah satunya harus menggunakan sel lain yang dikloning dan didatangkan dari Amerika.

"Pertumbuhan sel itu sendiri yang stadium awal saja bisa sampai satu bulan. Kalau stadium akhir bisa lebih cepat, bisa tiga minggu," jelasnya.

Harapannya, lanjut Winarko, penelitian ini dapat dikembangkan selanjutnya untuk menggunakan jaringan tubuh manusia langsung. Kemudian, hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil penelitiannya.

"Nanti akan ada kesimpulan sensitivitasnya apa sama terutama pada ras manusia Indonesia karena sel ini didatangkan dari Amerika. Jika mirip bisa diterapkan ke manusia Indonesia," pungkasnya.

Hasil penelitian dr Winarko Luminturahardjo terkait Bio Marker untuk deteksi dini kanker usus besar ini akan diuji dalam sidang disertasi Program Doktoral Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada Kamis (16/9/2021) besok secara daring. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES