Kesehatan

Ada 2.500 Pasien TBC, Gresik Lakukan Upaya Kolaborasi

Rabu, 21 Desember 2022 - 17:57 | 83.35k
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik, dr. Puspitasari Wardani bersama Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera, Falaq Fazaruddin saat kegiatan pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan TBC di Hotel Aston Inn Gresik (Foto: Akmal/TIMES
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik, dr. Puspitasari Wardani bersama Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera, Falaq Fazaruddin saat kegiatan pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan TBC di Hotel Aston Inn Gresik (Foto: Akmal/TIMES

TIMESINDONESIA, GRESIK – Tingginya angka kasus aktif TBC membuat berbagai kalangan prihatin. Di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sejumlah stakeholder sepakat melakukan upaya kolaborasi untuk meminimalisir persebaran penyakit mematikan tersebut.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik, dr. Puspitasari Wardani mengatakan kolaborasi dibutuhkan dalam penanggulangan TBC. Sesuai peraturan bupati, pada 2028 Gresik menargetkan bebas TBC.

"Karena itu, seluruh elemen masyarakat harus berperan. Apalagi kasus TBC ini berbahaya dan menular," katanya saat kegiatan pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan TBC di Hotel Aston Inn Gresik, Rabu (21/12/2022).

Puspita menyatakan, tantangan utama dalam kasus TBC adalah kurang terbukanya pasien yang terduga terinfeksi. Dari beberapa kasus, pasien malu dan merasa dikucilkan di masyarakat.

Dari data dinas kesehatan, terdapat lima kecamatan yang tercatat memiliki kasus TBC terbanyak diantaranya Kecamatan Gresik, Kebomas, Manyar, Cerme dan Balongpanggang.

"Kami mengimbau yang mengalami gejala batuk-batuk parah atau dengan disertai penurunan berat badan agar melapor ke layanan kesehatan terdekat, nanti ditangani, gratis," tambah Puspita.

Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA), Falaq Fazaruddin mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan dinas kesehatan dalam penanggulangan TBC di Kota Pudak.

"Kita memiliki kader di seluruh puskesmas. Kami harap dinas kesehatan secara aktif berkordinasi dan komunikasi sehingga penanganan lebih masif," ungkap dia.

Falaq menambahkan, di Gresik ada 2.500 pasien yang terdeteksi dari total prakiraan mencapai 3.066. Dari angka tersebut, masih ada sekitar 15% yang belum terdeteksi.

"Dan masih ada gep disini, diprediksi sekitar 400-an orang belum terdeteksi sehingga belum tertangani," ujarnya.

Selama tergabung dalam komunitas peduli TBC, dia mengaku sejumlah persoalan menjadi tantangan. Salah satunya susahnya melakukan skrening serta pendekatan ke masyarakat.

"Seperti Covid-19, rata-rata pasien itu takut karena dikucilkan. Mangkanya sosialisasi serta tracing terus dilakukan, kami juga memiliki 150 kader di puskesmas, harapnya kedepan tiap desa ada," imbuhnya mennggapi ada pasien TBC, Gresik lakukan kolaborasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES