Kesehatan

Penderita Kanker Capai 92.897 Kasus, Ini Strategi Pencegahan Dinkes Sleman

Jumat, 03 Maret 2023 - 18:32 | 63.52k
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Penderita kanker di Kabupaten Sleman ternyata cukup tinggi. Berdasarkan data BPJS Kesehatan Cabang Sleman, tercatat ada sebanyak 92.897 kasus penderita kanker baru yang ada di Kabupaten Sleman. Data itu dihimpun pada tahun 2021 semester satu. Mereka merupakan pengguna BPJS Kesehatan yang mengakses fasilitas kesehatan di Wilayah Kabupaten Sleman. Termasuk di RSUP Sardjito Yogyakarta.

“Dari total pasien kanker tersebut, BPJS Kesehatan Sleman menyebutkan, beban pembiayaan perawatan kanker pada tahun 2021 mencapai Rp 131,24 miliar,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama kepada TIMES Indonesia, Jumat (3/3/2023).

Advertisement

Cahya menerangkan, secara nasional penderita kanker pada tahun 2020 mencapai 396.314 kasus. Dari angka itu, angka kematian mencapai 60 persen atau sekiar 234.511. Ironisnya, para penderita kanker didominiasi oleh kaum perempuan. Jenis kanker pada perempuan yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara. Sedangkan pada kaum pria jenis kankernya adalah kanker paru dan berikutnya kanker kolorektar.

“Di dunia, setiap tahun angka kematian karena penyakit kanker mencapai 9,6 juta. Dari jumlah tersebut, 70 persen penderita kanker yang meninggal tersebut terjadi di negara berkembang,” tandas Cahya.

Untuk mencegah penyakit kanker di Kabupaten Sleman tidak meningkat, Dinas Kesehatan Sleman telah melakukan berbagai upaya pencegahan. Seperti, melakukan sosialisasi, memberikan edukasi mencegah kanker kepada masyarakat, serta meningkatkan fasilitas dan layanan bagi pengendalian kanker dengan melibatkan berbagai stake holder di Kabupaten Sleman.

“Para petugas kesehatan di Puskesmas dan tenaga kesehatan berkomunikasi dengan masyarakat selalu memberikan edukasi agar selalu menerapkan pola hidup sehat dan gerakan deteksi dini kanker,” papar Cahya.

Selain itu, untuk mencegah kanker serviks, Dinas Kesehatan Sleman telah memberikan imunisasi HPV kepada pelajar perempuan yang duduk dibangku kelas V dan kelas VI. Pemberitan suntikan imunisasi HPV itu sudah dilakukan sejak tahun 2020. Kemudian, ada pula pemeriksaan IVA secara gratis diseluruh puskesmas di Kabupaten Sleman. Bahkan, untuk menyukseskan kegiatan ini Dinas Kesehatan Sleman bekerjasama dengan Bidan Praktik Bandiri, Baznas, PKK, Perguruan Tinggi, dan YKI.

Sejak tahun 2022, Dinas Kesehatan Sleman meningkatkan jumlah fasilitas cryoterapi  di empat puskesmas yang dapat memberikan tindakan cryoterapi dan Pemeriksaan spirometri di lima puskesmas, yang digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan obstruksi paru kronis termasuk kanker paru.

Kemudian, sejak Oktober 2022 RSUD Sleman menyediakan fasilitas klinik hematologi dan onkologi; penyediaan satu Puskesmas terlatih nasional pemberi layanan paliatif di faskes primer, yaitu Puskesmas Ngemplak I, dengan inovasi Join Pelayanan Paliatif (Jolali) yang sudah melayani 13 pasien kanker sejak pertengahan 2022.

“Tahun ini, Dinas Kesehatan Sleman akan melatih seluruh Puskesmas untuk dapat melakukan deteksi dini kanker kolon melalui metode pemeriksaan rapid benzidin tes,” ungkap Cahya.

Peringatan Hari Kanker se-Dunia tahun 2023 ini mengambil tema Close The Care Gap. Artinya, mengajak semua pihak untuk menutup kesenjangan dalam perawatan kanker sesuai dengan perannya masing-masing. Untuk mencegah kanker, Dinas Kesehatan Sleman bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Sleman.

“Kita melibatkan para sukarelawan kanker untuk menjadi agen perubahan sekaligus menjembatani dalam mengurangi kesenjangan pelayanan kanker,” terang Cahya.

Ketua YKI Cabang Sleman, Sri Purnomo mengatakan, YKI telah merekrut sukarelawan untuk dapat menyebarkan informasi seputar kanker kepada masyarakat. Para sukarelawan ini akan mendampingi kanker di wilayah Sleman.

“Kami menggelar sosialisasi tes IVA kepada kaum wanita usia remaja, dewasa dan tua di Kabupaten Sleman. Hal ini untuk mengetahui sejak dini bibit kanker di tubuh. Sehingga, yang bersangkutan dapat mengambil keputusan yang tepat oleh dokter,” terang Sri Purnomo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES