Makan Seporsi Nasi Pecel, Sehatkah? Begini Penjelasan Ahli Gizi
TIMESINDONESIA, BLITAR – Sebagai masyarakat asli Indonesia, tentunya tidak asing lagi dengan kuliner nusantara satu ini, Nasi Pecel. Nasi Pecel merupakan kuliner yang populer di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Jika mendengar kata pecel, hal yang terlintas dalam benak kita adalah sayur dan sambal bumbu kacangnya.
Dari awal kemunculannya hingga sekarang terdapat banyak modifikasi dan tentu setiap daerah punya ciri khas tersendiri. Lalu bagaimana kandungan nasi pecel menurut ahli gizi?
Advertisement
Deni Mariyani, AMd. Gz, SKM menjelaskan bahwa teknik dalam pembuatan pecel harusnya masih tetap menjaga gizi dalam sayur-sayuran di dalamnya. Hal tersebut karena sayur hanya perlu direbus saja kemudian disiram dengan bumbu kacang. Jadi proses tersebut tidak mengurangi kualitas dalam sayur.
Seporsi nasi pecel lengkap bisa dikatakan sebagai menu seimbang. Hal tersebut dikarenakan menu seimbang itu yang paling penting terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sumber serat/vitamin mineral dalam jumlah dan proporsi yang sesuai dengan kebutuhan gizi seseorang artinya tidak berlebihan atau terlalu sedikit.
Selain pecel dikenal sebagai makanan kaya vitamin dan serat, tidak bisa mengelakkan bahwa bumbu pecel yang terbuat dari kacang tanah mempunyai kandungan cukup tinggi lemak. Maka disarankan agar tidak mengkonsumsi secara berlebihan khususnya sampai melebihi kalori harian.
Kemudian Deni juga menjelaskan untuk individu dewasa normal, pada umumnya memerlukan 2.000 kalori perhari. Jadi bila ditakar dalam kondisi makan nasi pecel lengkap di pagi hari, maka takaran yang disarankan adalah sebagai berikut: nasi 200 gram, tahu/tempe 50 gram, Ayam/telur 60 gram, aneka sayur 125 gram, umbu pecel 50 gr.
Selain menyantap seporsi nasi pecel, kebanyakan dari kita (masyarakat) memilih teh sebagai minuman pendamping. Namun ternyata teh adalah minuman yang sebaiknya dihindari setelah makan loh.
“Betul, Sebaiknya kebiasaan seseorang minum teh setelah makan dihindari karena salah satunya teh dapat menghambat penyerapan zat besi pada tubuh. Teh mempunyai kandungan tanin dan asam fitat sehingga dapat mengganggu penyerapan makanan dalam tubuh kita dan selain itu terkadang bisa membuat konstipasi pada seseorang,” kata Deni Mariyani, ahli gizi National Hospital Surabaya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |