Cegah Rotavirus Penyebab Stunting, Dinkes Probolinggo Imunisasi Balita
TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau Dinkes P2KB Kota Probolinggo, Jatim, memulai program imunisasi pada balita usia 2-4 bulan sejak Juni lalu. Tujuannya, mencegah risiko diare akut yang berpotensi menyebabkan stunting dan kematian pada bayi dan anak.
Imunisasi dilakukan melalui metode pemberian tetes di mulut. Hingga saat ini, program imunisasi di daerah berpenduduk 243.200 jiwa ini, telah mencapai 524 bayi dan anak.
Advertisement
Kepala Dinkes P2KB Kota Probolinggo, Nurul Hasanah Hidayati menjelaskan, rotavirus merupakan penyebab utama penyakit diare pada bayi dan anak-anak. Infeksi rotavirus menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.
Diare akut dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh yang signifikan, dan dalam kasus yang parah dapat menghambat pertumbuhan anak, berpotensi menyebabkan stunting.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah melalui Dinkes P2KB telah mengimplementasikan program imunisasi rotavirus untuk bayi dan anak-anak. Imunisasi diberikan pada bayi usia dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan, dan dilaksanakan di Puskesmas dan Posyandu.
Nurul menjelaskan, hingga saat ini, 524 bayi di Kota Probolinggo menjadi sasaran program imunisasi ini. Imunisasi pertama diberikan pada bayi yang berusia dua bulan atau yang lahir pada Mei 2023.
Imunisasi rotavirus diberikan dalam bentuk tetes dengan dosis 0,5 ml per dosis, setara dengan lima tetes. Program imunisasi ini terdiri dari tiga dosis yang diberikan dengan selang waktu empat minggu.
"Imunisasi rotavirus merupakan bagian dari program imunisasi nasional yang dijalankan oleh pemerintah pusat. Tujuan utamanya adalah mencegah diare berat dan berkepanjangan pada bayi, yang dapat berujung pada stunting dan bahkan kematian," terang Nurul.
Selain program imunisasi, Nurul juga mengingatkan para orang tua untuk menjaga kebersihan makanan dan lingkungan, guna mencegah bayi dan anak-anak dari serangan diare.
"Pendidikan kesehatan mengenai kebersihan dan sanitasi harus ditanamkan sejak dini," tambahnya.
Dalam catatan Dinkes P2KB, kasus diare pada balita mencapai 1.000 kasus pada tahun 2020. Angka ini turun menjadi 946 kasus pada tahun 2021, namun naik kembali menjadi 1.479 kasus pada tahun 2022.
"Selama tiga tahun terakhir, Kota Probolinggo berhasil menghindari kasus kematian balita akibat diare. Semoga upaya ini terus berhasil," imbuhnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |