Kesehatan

Perdarahan Setelah Hubungan Intim, Tanda Awal Kanker Leher Rahim

Sabtu, 04 November 2023 - 05:28 | 43.56k
Ilustrasi kanker leher rahim.
Ilustrasi kanker leher rahim.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perdarahan pasca hubungan intim bisa menjadi tanda pertama dan umum kanker leher rahim, seperti yang diungkapkan oleh Dr dr Hariyono Winarto, SpOG (K), seorang pakar obstetri dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dalam sebuah webinar yang diselenggarakan oleh RSCM, Jumat (3/11/2023) Hariyono menjelaskan bahwa perdarahan tersebut seringkali menjadi gejala pertama kanker leher rahim.

Advertisement

Kanker leher rahim sering dikaitkan dengan human papillomavirus (HPV), yang dapat menginfeksi wilayah serviks dan menyebabkan perubahan sel-sel menjadi lebih ganas dibandingkan dengan sel-sel normal. Sel-sel yang berkembang dengan cepat ini bisa membentuk benjolan atau massa yang cenderung berdarah.

“Oleh karena itu, perdarahan setelah berhubungan intim sering dianggap sebagai tanda khas kanker leher rahim,” kata Haryono seperti dilansir Antara.

Namun, Hariyono menekankan pentingnya pemeriksaan sebelum munculnya perdarahan. Dia menyarankan bahwa semua wanita sebaiknya memeriksakan diri di puskesmas untuk mengidentifikasi infeksi HPV melalui IVA test atau tes HPV. Ini akan membantu dalam deteksi dini dan pencegahan.

Selain perdarahan pasca hubungan suami istri, Haryono menyebutkan, gejala lain yang perlu diwaspadai adalah keputihan dengan aroma yang tidak sedap. Meskipun bukan selalu menjadi tanda kanker, keputihan semacam ini perlu diperiksa lebih lanjut, karena bisa juga disebabkan oleh infeksi.

Leher rahim adalah salah satu area tubuh yang rentan terhadap perubahan sel, sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus seperti HPV. Penting untuk dicatat bahwa penularan HPV umumnya terjadi melalui kontak seksual, dan orang yang sering mengganti pasangan seksualnya berisiko lebih tinggi terinfeksi.

Dr. Hariyono Winarto juga mengingatkan bahwa tidak semua orang yang terinfeksi HPV akan mengalami gejala, karena sistem kekebalan tubuh individu berperan dalam mengendalikan virus ini. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh.

Waktu yang dibutuhkan dari infeksi HPV hingga perkembangan menjadi kanker sangat bervariabel, tergantung pada kondisi individu. Beberapa literatur menyebut rentang waktu antara 3 hingga 20 tahun, 3 hingga 15 tahun, atau 5 hingga 15 tahun. Wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah cenderung lebih rentan mengalami perkembangan kanker leher rahim lebih cepat.

Jika ada kecurigaan akan keganasan pada leher rahim, dokter dapat meminta pasien untuk menjalani biopsi untuk memastikan keberadaan kanker. Ini bisa melibatkan pemeriksaan dalam untuk melihat kondisi leher rahim, diikuti oleh berbagai prosedur lainnya sesuai dengan kebutuhan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES