Kesehatan

Pneumonia 'Misterius' di China, Warga Banyuwangi Diimbau Waspada

Selasa, 05 Desember 2023 - 18:13 | 31.13k
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Wabah pneumonia misterius yang muncul di China dan Belanda, gegerkan dunia tak terkecuali Indonesia, sehingga menjadi atensi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam memperketat keamanan kesehatan hingga meningkatkan kesiagaan seluruh fasilitas kesehatan.

Pemerintah Banyuwangi juga tak abai dalam memangani penularan penyakit yang dapat menyerang anak usia lima tahun atau Balita itu, pasalnya Bumi Blambangan juga menjadi salah satu gerbang pariwisata yang didatangi banyak wisatawan mancanegara.

Advertisement

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat, mengatakan, Pneumonia misterius yang saat ini masih dalam penelitian tersebut  memang belum ditemukan di Indonesia terkhusus di Kota Gandrung.

Berbeda dengan penyakit peradangan pada paru pada umumnya, Pneumonia misterius saat ini disebut Mycoplasma Pneumoniae. Dalam kasusnya Mycoplasma Pneumoniae memiliki fatalitas rendah namun memiliki virulensi atau daya infeksi yang sangat tinggi. Sedangkan Pneumonia yang biasa menyerang berasal dari infeksi Streptococcus, yang menimbulkan virulensi tidak begitu tinggi dan cepat.

"Meskipun Mycoplasma Pneumoniae belum ditemukan di Banyuwangi, juga menjadi kewaspadaan dari Pneumonia akibat infeksi Streptococcus yang juga banyak menyerang balita," kata, Amir saat wawancaranya, Selasa (5/12/2023).

Saat ini di Banyuwangi, Amir, melanjutkan, ada sebanyak 2114 kasus Pneumonia di tahun 2023 yang menyerang balita. Banyaknya kasus Pneumonia yang banyak menyerang balita tersebut akibat imunitas yang lebih rentan terserang.

Untuk diketahui, gejala yang diakibatkan Pneumonia antara lain demam, batuk kering maupin berdahak disertai lendir, kelelahan sehingga kehilangan nafsu makan yang dapat menganggu tumbuh kembang Balita.

Pada stadium lanjut gejala yang akan dirasakan penderita yaiti sesak nafas, muntah hingga diare, kondisi terparah yang di timbulkan yaitu sianosis yaitu muncul warna kebiruan atau keabu-abuan dari kulit, kuku, bibir, atau di sekitar mata.

"Perubahan cuaca juga pengaruh pada kondisi tubuh sehingga sangat rentan terserang Pneumonia," terang Amir.

Dalam mencegah penularan Pneumonia yang dapat menyebar melalui udara itu, bagi yang terinfeksi sebaiknya tidak keluar rumah, pemakaian masker, jaga jarak, cuci tangan hingga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tersebut dapat memutus rantai penyebaran.

"Untuk mencegah hampir sama dengan pencegahan penyakit Covid, dan ada Imunisasi PCV untuk balita dalam mencegah Pneumonia secara gratis," cetus Amir. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES