Marak Ancaman Polio, ini Gejala dan Pencegahan Menurut WHO

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penyakit polio, meskipun telah berhasil ditekan melalui upaya global, masih menjadi ancaman di beberapa wilayah. Bahkan di Indonesia, menurut data Kemenkes beberapa bulan terakhir ditemukan beberapa balita yang mengalami lumpuh layu.
Penyakit ini umumnya menyerang anak di bawah usia 5 tahun. Poliomielitis (polio) merupakan penyakit menular dan dapat menyebar dengan cepat melalui kontak dari satu orang ke orang lain.
Advertisement
Menurut WHO, umumnya penyakit ini menular melalui kotoran manusia. Penularan bisa juga terjadi melalui media umum seperti air atau makanan yang terkontaminasi, dan berkembang biak di dalam usus. Dari sana, virus dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan.
Anak-anak menjadi kelompok rentan yang serius terhadap efek parah penyakit ini, sehingga pemahaman mengenai cara penularan dan kemampuan virus berkembang biak di usus menjadi kunci penting.
Menyimak gejala dan pencegahannya menjadi krusial untuk melawan penyebaran penyakit ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara mendalam informasi terkait gejala polio dan tindakan pencegahannya.
Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Polio sering kali tidak menunjukkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan pada sebagian besar individu yang terinfeksi. Namun, pada beberapa kasus, gejala awal dapat mencakup:
- Demam
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Muntah
- Kekakuan leher
- Nyeri pada anggota tubuh
Mengenali gejala ini menjadi penting karena dapat membantu deteksi dini dan pencegahan penyebaran lebih lanjut.
Tingkat Keparahan dan Risiko Kelumpuhan
Meskipun sebagian besar kasus polio tidak berdampak parah, sekitar 1 dari 200 kasus dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Poliovirus dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan, terutama pada kaki.
Risiko kelumpuhan ini dapat terjadi dengan cepat, bahkan hanya dalam beberapa jam setelah infeksi. Keadaan ini di Indonesia disebut sebagai lumpuh layu.
Cara Penyebaran, Faktor Risiko, dan Pencegahan
Virus ini menyebar melalui feses orang yang terinfeksi, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk. Anak-anak, khususnya mereka yang tinggal di daerah dengan kondisi sanitasi rendah, memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi. Faktor-faktor ini memperkuat pentingnya upaya pencegahan di komunitas dengan sanitasi yang tidak memadai.
Langkah paling efektif untuk mencegah penyakit tersebut adalah melalui vaksinasi. WHO merekomendasikan pemberian vaksin polio secara rutin dan melalui kampanye vaksinasi massal. Vaksin polio, jika diberikan beberapa kali, dapat memberikan perlindungan seumur hidup.
Ini menjadi kunci dalam memutus rantai penyebaran dan mengurangi risiko penularan di masyarakat. "Vaksinasi rutin dan melalui kampanye vaksinasi massal adalah langkah kunci dalam melawan polio, menyediakan perlindungan seumur hidup," tulis WHO melalui laman resminya.
Peran Masyarakat dalam Pemberantasan Polio
Penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan kasus semacam ini. Kesadaran akan gejala dan pentingnya vaksinasi harus ditingkatkan. Kampanye komunitas, edukasi publik, dan partisipasi aktif dalam program vaksinasi menjadi bagian integral dari strategi global untuk mengatasi polio.
"Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala polio dan mendukung upaya global untuk mencegah penyebaran penyakit ini," tambah Organisasi Keseharan Dunia tersebut.
Dengan memahami gejala dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan oleh WHO, kita dapat bersama-sama menghadapi ancaman polio dan menjaga komunitas kita dari risiko penyakit ini. Melalui upaya global dan kesadaran masyarakat, kita dapat melangkah menuju dunia yang bebas dari virus poliomeilitis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Sholihin Nur |