Kesehatan

Inovasi dan Terobosan Terapi Kanker yang Targeted, Seperti Apa?

Rabu, 07 Februari 2024 - 04:35 | 63.52k
Ilustrasi save kanker.
Ilustrasi save kanker.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari menjadi momentum untuk waspada dan peduli terhadap penyakit ini. Bagaimana perkembangan kanker dunia? Apa yang perlu dilakukan? Adalah terobosan baru untuk mengatasinya? Berikut analisis Ge Recta Geson, pakar probiotik yang juga founder AMRO Institute Surabaya. 

**

Advertisement

SECARA global, diperkirakan terdapat 20 juta kasus baru kanker dan 10 juta kematian akibat kanker. Penderita kanker akan meningkat sekitar 60% dalam dua dekade mendatang. Prevalensi secara global diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 30 juta kasus baru kanker pada tahun 2040, dengan peningkatan terbesar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa di Indonesia bertambah 1.000 kasus baru kanker setiap hari. Dengan populasi mendekati 280 juta jiwa, diperkirakan kasus kanker meningkat 65,1% dalam dua dekade ke depan.

Proporsi kasus kanker yang ditemukan sudah pada stadium lanjut hingga mencapai kurang lebih 65%. Kasus kanker banyak ditemukan pada fase stadium lanjut yang memerlukan biaya pengobatan tinggi. Bila dilihat dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014 sampai 2018, biaya untuk penyakit kanker menempati peringkat ketiga. Biayanya sangat besar, mencapai 13,3 triliun rupiah, atau 17% dari biaya penyakit katastropik secara keseluruhan.

Penyebab Kanker

1.    Faktor Genetik

Kanker bisa diwariskan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Mutasi genetik tertentu yang meningkatkan risiko kanker bisa diturunkan melalui keluarga.

2.    Faktor Lingkungan

Paparan terhadap lingkungan tertentu bisa meningkatkan risiko mutasi DNA. Ini termasuk paparan terhadap radiasi, sinar matahari, dan zat kimia tertentu.

3.    Merokok dan Alkohol

Penggunaan tembakau sangat terkait dengan kanker, termasuk kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, pankreas, kandung kemih, dan ginjal.

4.    Pola Makan dan Olahraga

Pola makan yang buruk, kekurangan aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan juga bisa meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.

Ragam riset terkini membuktikan kanker terbanyak disebabkan oleh dysbiosis. Manakala mikrobiota usus didominasi oleh bakteri yang merugikan atau patogen terjadilah dysbiosis. 

Gut Dysbiosis - Cancer Axis

Cancer-Axis.jpg

Dysbiosis menyebabkan permeabilitas usus meningkat lalu terjadilah kebocoran (leaky gut) yang memungkinkan patogen dan toxinnya bertranslokasi. Patogen seperti bacteroides fragilis, escherichia coli dan clostridium difficile mensintesa enzim pro-carcinogenic seperti beta-glucosidase, beta-glucuronidase dan nitroreduktase.Enzim ini akan mengubah senyawa pro-carcinogen menjadi carcinogen seperti nitrosoamin, nitrit dan getah empedu sekunder (secondary bile acid). 

Carsinogen seperti nitrosoamin, nitrit, getah empedu sekunder dan radikal bebas mengakibatkan kerusakan DNA sehingga sel menjadi tumbuh tidak terkendali (proliferasi cepat) dan memperpanjang apoptosis (kematian terprogram sel). Inilah sel kanker. 

Kanker pada Stadium Awal Tidak Bergejala

Pada site kanker terjadi supresi imun (respon imun yang rendah) akibat dominasi sel T jenis Treg. Treg akan menekan sel T yang lain yaitu Th1 dan Th2 sehingga pada awal pertumbuhan kanker tidak bergejala dan sel T pembunuh yang tugasnya memangsa sel kanker dan virus menjadi tidak aktif.  

Dominasi Th17 juga terjadi pada site kanker, mengakibatkan terjadi proliferasi sel kanker yang merupakan aktivitas dari sitokin yang disintesa oleh Th17, yaitu IL-17 dan IL-23. 
Sehingga pada site kanker terjadi immune escape, keadaan dimana sel kanker lolos dari sergapan sel T pembunuh, kemudian berproliferasi menjadi jaringan kanker yang merusak organ asalnya.

Terobosan Baru Terapi Pengobatan Kanker 

Terapi pengobatan kanker memerlukan biaya yang sangat tinggi, apalagi jika berada pada stadium terminal. Peneliti dalam riset RSCM menemukan bahwa 36% pasien yang menjalani terapi kanker mengalami kebangkrutan. Meskipun dengan biaya tinggi, kemoterapi kanker dapat menimbulkan efek samping seperti:

•    Kelelahan
Salah satu efek samping paling umum dan bisa sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien.

•    Kerontokan Rambut
Banyak obat kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok atau penipisan rambut.

•    Mual dan Muntah

•    Supresi Sumsum Tulang
Kemoterapi dapat menurunkan produksi sel darah di sumsum tulang, yang dapat menyebabkan anemia, neutropenia dan trombositopenia.

•    Perubahan Selera Makan dan Berat Badan
Kemoterapi bisa menyebabkan penurunan atau peningkatan berat badan serta perubahan selera makan.

•    Luka atau Nyeri di Mulut dan Tenggorokan
Luka mulut, kesulitan menelan, dan nyeri dapat terjadi karena efek kemoterapi pada sel-sel di mulut dan tenggorokan.

•    Diare atau Sembelit

•    Perubahan Kognitif
Beberapa pasien mengalami perubahan kognitif yang disebut sebagai "chemo brain" yaitu penurunan memori dan konsentrasi.

•    Infeksi
kemoterapi dapat menurunkan jumlah sel darah putih, risiko infeksi meningkat.

Dengan berbagai macam efek samping dari kemoterapi kanker yang berbiaya sangat tinggi, maka diperlukan terobosan baru terapi yang targeted (tepat sasaran), tanpa efek samping, membangun overall health (komprehensif) dan berbiaya terjangkau dengan suplementasi probiotik multistrain.

Probiotik Multistrain dengan Metabolit Aktifnya sebagai Terapi Kanker yang Targeted dan Komprehensif

Antioksidan yang merupakan metabolit probiotik seperti asam laktat, licopene, squalene dan CoQ10 dapat menetralisir radikal bebas dan metabolit patogen seperti senyawa nitrosoamin dan nitrit sehingga DNA menjadi stabil. Pada gilirannya DNA stabil tidak menciptakan sel kanker baru. 

Dinding sel probiotik jenis lactobacillus dan bifidobacteria terbuat dari peptidoglikan dapat mengikat enzim pro-carcinogeic lalu disekresi melalui BAB. 

Ragam riset terkini membuktikan bahwa SCFA (asam organik rantai pendek) seperti asetat, propionat, laktat dan khususnya butirat dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan memaksa sel kanker mati terprogram (apoptosis) sehingga Jaringan kanker akan mengecil sampai akhirnya hilang. 

Suplementasi probiotik multistrain akan merestorasi dysbiosis usus dengan cepat. Ketika terbangun eubiosis (mikrobiota usus yang beragam dan seimbang) maka tercipta keseimbangan antara sel imun Th1, Th2, Th17 dan Treg beserta sitokin-sitokinnya sehingga terbangun keseimbangan respon imun menggantikan keadaan respon imun yang rendah. 

Metabolit probiotik multistrain meningkatkan ekspresi gen CD1D yang berfungsi mengaktifasi sel T pembunuh (Natural Killer Cell) sehingga berada dalam level maksimal untuk memangsa sel kanker. 

Riset AMRO Institute 

Biakan sel kanker payudara, sel kanker cerviks dan sel kanker paru-paru ditreatment dengan metabolit probiotik multistrain dan probiotik multistrain bersama metabolit menunjukkan peningkatan aktivitas apoptosis yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kemoterapi dan kelompok kontrol (tidak mendapatkan treatment).

Terjadi kenaikan parameter apoptosis yaitu caspase 3 dan caspase 9 pada kelompok probiotik multistrain / probiotik multistrain dengan metabolit dibandingkan dengan kelompok kemoterapi dan kelompok kontrol.

terapi-kanker.jpg

Riset AMRO Institute yang lain membuktikan bahwa pemberian metabolit probiotik multistrain dengan konsentasi 0.03% - 0,13% v/v dapat meningkatkan regenerasi sel normal sehingga viabilitas sel meningkat menjadi 130% - 150% seperti pada grafik di atas. Ini menunjukkan bahwa suplementasi probiotik multistrain tidak ada toksisitas meskipun dengan dosis yang tinggi. 

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Terapi probiotik multistrain merupakan inovasi dan terobosan baru dengan membunuh sel kanker secara targeted, tanpa efek samping dan komprehensif. Lebih dari itu suplementasi probiotik multistrain setiap hari dapat menjadi pencegahan kanker.

Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan hanya dari sisi penghematan biaya yang sangat besar apabila menjalani kemoterapi, tetapi pada level seluler AMRO Institute membuktikan dengan suplementasi rutin probiotik multistrain maka sel T pembunuh (Natural Killer Cell) menjadi aktif dan berada pada level maksimal untuk memangsa sel kanker.

PRO EM1 adalah Suplemen Kesehatan dengan lisensi EMRO Okinawa, Jepang, yang mengandung probiotik multistrain yang hidup dan metabolit aktif seperti SCFA, licopene, squalene, CoQ10, senyawa antiinflamasi alami dengan masa simpan yang panjang. Berbahan baku alami 100% asli Indonesia yang telah mendapat izin edar BPOM sebagai Suplemen dan Sertipikat Halal dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) Kementerian Agama RI. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES