Kesehatan

Konsumsi Minuman dengan Pemanis Buatan Meningkatkan Risiko Fibrilasi Atrium

Kamis, 07 Maret 2024 - 13:34 | 28.05k
Ilustrasi - Minuman dengan Pemanis Buatan (Foto: Holadoc)
Ilustrasi - Minuman dengan Pemanis Buatan (Foto: Holadoc)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah studi baru menyoroti hubungan antara konsumsi minuman dengan pemanis buatan dan risiko fibrilasi atrium, sebuah kondisi jantung yang dapat mengakibatkan detak jantung tidak teratur dan berpotensi menyebabkan stroke serta masalah jantung lainnya.

Dikutip dari Medical Daily, fibrilasi atrium (AFib) dikenal dapat menyebabkan pembekuan darah di jantung, meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lainnya. Diperkirakan bahwa jumlah penderita AFib di Amerika Serikat akan mencapai 12,1 juta pada tahun 2030, menurut Centers for Disease Control and Prevention.

Advertisement

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal American Heart Association, Circulation: Arrhythmia and Electrophysiology, menemukan bahwa minum dua liter atau lebih minuman buatan pemanis seminggu dapat meningkatkan risiko kondisi jantung tersebut sebesar 20 persen.

Studi ini melibatkan lebih dari 200 ribu orang dewasa di UK Biobank dan menunjukkan bahwa konsumsi minuman dengan pemanis buatan terkait dengan peningkatan risiko AFib, bahkan setelah mempertimbangkan faktor risiko tradisional dan kerentanan genetik.

Ningjian Wang, penulis utama studi, menyatakan, "Studi kami menunjukkan bahwa konsumsi lebih dari dua liter per minggu minuman buatan pemanis terkait dengan risiko 10 persen terjadinya fibrilasi atrium dibandingkan dengan non-pengguna, secara independen dari faktor risiko tradisional. Angka itu meningkat menjadi 20 persen bagi orang yang mengonsumsi lebih dari dua liter per minggu minuman buatan pemanis."

Temuan studi juga mengungkapkan bahwa minum satu liter atau kurang jus buah murni per minggu berkaitan dengan risiko fibrilasi atrium yang delapan persen lebih rendah, sementara merokok memperparah risiko AFib, terutama pada perokok yang mengonsumsi lebih dari dua liter per minggu minuman buatan pemanis.

Wang menekankan pentingnya untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi minuman dengan pemanis buatan dan minuman manis dengan gula. "Jangan menganggap remeh bahwa minum minuman buatan pemanis rendah gula dan rendah kalori adalah sehat, karena dapat menimbulkan risiko kesehatan potensial," tambahnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES