Waspada Demam Berdarah, Tiga Bulan Sudah Serang 112 Warga Pacitan
TIMESINDONESIA, PACITAN – Musim hujan masih menyelimuti Pacitan, Jawa Timur. Di balik kesegaran air hujan, bahaya demam berdarah dengue (DBD) mengintai. Data dari Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Pacitan menunjukkan, 112 warga terserang DBD dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2024.
Berdasarkan rincian data, kasus DBD di Pacitan mengalami fluktuasi. Pada bulan Januari, tercatat 48 kasus, kemudian turun menjadi 29 kasus di bulan Februari. Namun, kasus kembali naik di bulan Maret dengan 35 kasus.
Advertisement
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, Nur Farida, enggan berspekulasi terkait tren kasus DBD di Pacitan.
"Masih dalam range yang sama. Kami tidak berani bilang turun dengan kondisi cuaca yang masih seperti ini," kata Nur Farida saat dihubungi TIMES Indonesia, Kamis (28/3/2024).
Nur Farida menegaskan, kewaspadaan masyarakat terhadap lingkungan perlu ditingkatkan. Hal ini penting untuk membasmi sarang nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan melakukan PSN 3M Plus secara rutin," imbuhnya.
PSN 3M Plus yang dimaksud Dinkes Pacitan meliputi menguras bak mandi dan tempat penampungan air lainnya secara rutin, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, dan plus, melakukan langkah pencegahan tambahan seperti:
* Meletakkan abate di tempat penampungan air
* Menanam tanaman pengusir nyamuk
* Mengatur ventilasi dan pencahayaan rumah
* Memakai kelambu saat tidur
Cuaca hujan yang terus menerus membuat genangan air mudah terbentuk. Genangan air ini menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Kondisi lingkungan yang kurang bersih juga menjadi faktor risiko DBD. Sampah yang menumpuk dan tempat penampungan air yang tidak terawat dapat menjadi sarang nyamuk.
Kebiasaan masyarakat yang tidak melakukan PSN 3M Plus secara rutin juga menjadi salah satu penyebab tingginya kasus DBD.
Nur Farida juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta ruam kulit.
"Penanganan DBD yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi dan kematian," tandasnya.
Cuaca hujan yang terus menerus membuat genangan air mudah terbentuk. Genangan air ini menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Kondisi lingkungan yang kurang bersih juga menjadi faktor risiko DBD. Sampah yang menumpuk dan tempat penampungan air yang tidak terawat dapat menjadi sarang nyamuk.
Kebiasaan masyarakat yang tidak melakukan PSN 3M Plus secara rutin juga menjadi salah satu penyebab tingginya kasus DBD. menjadi faktor yang berperan dalam penyebaran penyakit mematikan tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |