Panduan Lengkap Alergi Makanan: Kenali Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Alergi makanan adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam makanan. Artikel ini memberikan panduan singkat mengenai alergi makanan, termasuk gejala, jenis-jenis, komplikasi, serta cara penanganan dan pencegahannya seperti dikutip dari siloamhospitals.
Apa itu Alergi Makanan?
Alergi makanan terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein dalam makanan. Ini biasanya disebabkan oleh pelepasan antibodi, yang dapat memicu berbagai gejala alergi, termasuk pelepasan histamin.
Advertisement
Jenis-Jenis Alergi Makanan
Pollen-Food Allergy Syndrome: Alergi ini sering terjadi saat mengonsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, atau rempah-rempah segar, terutama pada penderita rinitis alergi.
Exercise-Induced Food Allergy: Reaksi alergi yang muncul setelah seseorang mengonsumsi makanan tertentu setelah berolahraga.
Faktor Risiko
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alergi: adalah sebagai berikut:
- Usia. Anak-anak dan remaja lebih rentan mengalami alergi makanan dibandingkan orang dewasa. Memiliki keluarga dengan riwayat kondisi serupa.
- Menderita jenis alergi lainnya, seperti rinitis alergi atau eksim.
- Memiliki riwayat asma. makanan, termasuk usia, riwayat keluarga, dan riwayat penyakit seperti asma.
Gejala Alergi Makanan
Reaksi alergi makanan dapat muncul beberapa menit, jam, atau bahkan beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang menjadi pemicunya. Gejala alergi makanan dapat dibedakan sesuai dengan bagian tubuh yang terdampak.
a. Saluran Pencernaan
Reaksi alergi yang muncul di saluran pencernaan umumnya terjadi pada bayi atau anak-anak. Adapun beberapa gejala yang dapat timbul adalah mual, muntah, gelisah, kenaikan berat badan, dan lain sebagainya. Secara umum, terdapat tiga jenis alergi yang berkaitan dengan saluran cerna, di antaranya sebagai berikut.
- Food protein-induced enterocolitis syndrome: Sindrom enterokolitis (radang pada usus halus atau usus besar) merupakan alergi makanan yang dimediasi sel non-IgE. Kondisi ini ditandai dengan gejala muntah dalam kurun waktu 1–3 jam setelah makan, diare berdarah, perut kembung, anemia, hingga berat badan sulit bertambah. Umumnya dipicu oleh susu sapi atau susu kedelai formula.
- Food protein-induced proctocolitis: Merupakan radang pada kolon dan rektum akibat alergi pada makanan yang dimediasi oleh sel non-IgE. Kondisi ini ditandai dengan BAB berdarah pada bayi dan sering berkaitan dengan pemberian ASI.
- Food protein-induced enteropathy: Ditandai dengan tinja tampak berlemak serta berat badan susah naik pada beberapa bulan pertama kehidupan bayi.
b. Kulit
Bentuk reaksi alergi makanan yang terjadi pada kulit dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
- Dermatitis atopik (eksim): Peradangan pada kulit yang ditandai dengan kulit kering, kemerahan, dan gatal. Kondisi ini dapat berkaitan dengan asma dan rinitis alergi.
- Urtikaria akut dan angioedema: Reaksi alergi yang paling sering terjadi, ditandai dengan biduran atau bentol kemerahan pada kulit. Reaksi alergi ini dapat muncul dengan cepat setelah mengonsumsi makanan pemicunya, seperti susu, telur, atau kacang-kacangan.
- Dermatitis perioral: Peradangan pada kulit yang terjadi setelah kontak dengan pasta gigi, lipstik, atau obat-obatan tertentu.
c. Saluran Pernapasan
Reaksi alergi makanan juga bisa muncul dan memengaruhi saluran pernapasan, seperti sesak napas, mengi, dan lain sebagainya. Namun, kondisi ini cenderung paling jarang terjadi dan biasanya dialami oleh penderita asma. Di samping itu, alergi makanan juga dapat menimbulkan sejumlah gejala umum, di antaranya sebagai berikut:
Pembengkakan di lidah, mulut, dan wajah.
Tekanan darah rendah (hipotensi).
Pilek atau hidung tersumbat.
Gatal di mata, mulut, dan tenggorokan.
Kesulitan untuk menelan dan berbicara.
Komplikasi dan Penanganan
Kesimpulan
Alergi makanan adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala alergi makanan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan bantuan dan saran yang diperlukan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |