Kesehatan

Mengungkap Jejak Penyakit: Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam Melalui Genomik, Metabolomik, Transkriptomik, dan Proteomik

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 14:27 | 43.40k
Ge Recta Geson, Pakar Probiotik Indonesia; Dirut PT AMA (Produsen PRO EM-1).
Ge Recta Geson, Pakar Probiotik Indonesia; Dirut PT AMA (Produsen PRO EM-1).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penyakit telah lama dianggap sebagai entitas yang misterius, sering kali tanpa penyebab yang jelas. Pendekatan medis konvensional sering kali berfokus pada gejala, menghasilkan penelitian dan terapi yang simptomatik. Namun, ada cara baru yang lebih mendalam dan holistik untuk memahami penyakit, yakni dengan melacak jejak biologisnya melalui genomik, metabolomik, transkriptomik, dan proteomik. Pendekatan ini membuka pintu untuk menemukan akar penyakit yang sering kali berakar pada dysbiosis usus.

Pentingnya Jejak Penyakit dalam Pemahaman Medis

Pemahaman konvensional tentang penyakit sering kali berpusat pada identifikasi gejala dan pemberian terapi yang dapat meredakannya. Sehingga dalam banyak penelitian klinis acak terkontrol (RCT), fokus utamanya adalah pada pengurangan gejala melalui penggunaan obat-obatan. Pendekatan ini menghasilkan terapi yang simptomatik dan kurang menyentuh akar permasalahan penyakit itu sendiri.

Advertisement

Kelemahan Pendekatan Simptomatik

Penelitian yang berfokus pada gejala tanpa memahami mekanisme dasar penyakit dapat membatasi efektivitas jangka panjang dari terapi yang diberikan. Pengobatan yang hanya meredakan gejala tanpa mengatasi penyebab utama dapat menyebabkan ketergantungan pasien pada obat, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

Melacak Jejak Penyakit: Pendekatan Omik

Pendekatan omik mencakup berbagai disiplin ilmu yang mempelajari komponen biologis secara menyeluruh:

  1. Genomik: Studi tentang keseluruhan genom suatu organisme. Memahami variasi genetik yang mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit.
     
  2. Metabolomik: Analisis tentang metabolit dalam sel atau organisme. Memberikan gambaran tentang proses metabolik yang sedang berlangsung dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh kondisi penyakit.
     
  3. Transkriptomik: Studi tentang semua RNA yang ditranskripsikan dari DNA. Mengungkapkan bagaimana gen diekspresikan dalam berbagai kondisi dan bagaimana ekspresi ini berubah dalam penyakit.
     
  4. Proteomik: Analisis tentang semua protein yang dihasilkan oleh sel atau organisme. Protein adalah pelaksana utama fungsi seluler dan perubahan dalam proteom dapat menunjukkan penyakit atau respons terhadap terapi.

Gut Dysbiosis sebagai Akar Penyakit

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak penyakit kronis, termasuk penyakit autoimun, gangguan metabolik, dan bahkan gangguan neurologis, mungkin berakar pada dysbiosis usus – ketidakseimbangan dalam ekosistem mikroba usus. Gut dysbiosis dapat menyebabkan peradangan sistemik, gangguan fungsi kekebalan, dan perubahan metabolisme yang signifikan.

Mengapa Perubahan Cara Berpikir Diperlukan?

Mengadopsi pendekatan yang berfokus pada jejak penyakit dan akar penyebabnya, seperti gut dysbiosis, dapat merevolusi cara kita memahami dan mengobati penyakit. Ini menuntut perubahan cara berpikir dari pendekatan yang simptomatik menjadi pendekatan yang lebih menyeluruh dan berakar pada ilmu pengetahuan omik.

Kesimpulan

Merubah cara berpikir dari pengobatan simptomatik menuju pemahaman yang lebih dalam melalui penelitian omik dapat membuka jalan untuk terapi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Ini akan membawa kita lebih dekat pada akar penyebab penyakit dan memberikan harapan baru bagi perawatan kesehatan yang lebih baik.

Referensi

  1. Turnbaugh, P. J., et al. (2007). The human microbiome project. Nature, 449(7164), 804-810.
  2. Petersen, C., & Round, J. L. (2014). Defining dysbiosis and its influence on host immunity and disease. Cell Microbiol, 16(7), 1024-1033.
  3. Cho, I., & Blaser, M. J. (2012). The human microbiome: at the interface of health and disease. Nature Reviews Genetics, 13(4), 260-270.
  4. Dethlefsen, L., McFall-Ngai, M., & Relman, D. A. (2007). An ecological and evolutionary perspective on human–microbe mutualism and disease. Nature, 449(7164), 811-818.
  5. Qin, J., et al. (2010). A human gut microbial gene catalogue established by metagenomic sequencing. Nature, 464(7285), 59-65.

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES