Kesehatan

Kitabisa dan Zero TB Yogyakarta Gunakan AI untuk Periksa 2.000 Warga Gunungkidul dari TBC

Selasa, 10 September 2024 - 19:30 | 38.19k
Kolaborasi Kitabisa, Zero TB Yogyakarta dan Pemkab Gunungkidul melakukan skrining massal TBC dengan Teknologi AI di Puskesmas Ponjong 1, Selasa (10/9/2024). (Foto: Rahadian/TIMES Indonesia)
Kolaborasi Kitabisa, Zero TB Yogyakarta dan Pemkab Gunungkidul melakukan skrining massal TBC dengan Teknologi AI di Puskesmas Ponjong 1, Selasa (10/9/2024). (Foto: Rahadian/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kitabisa melalui inisiatif program "Generasi Sehat," bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Zero TB Yogyakarta, menggelar pemeriksaan massal Tuberkulosis (TBC) menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), pada Selasa (10/9/2024) di Puskesmas Ponjong 1, Gunungkidul.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini kasus TBC di masyarakat sehingga pengobatan dapat segera dilakukan dan rantai penularan dapat diputus. Pemeriksaan massal ini berlangsung selama 20 hari di bulan September 2024, dengan target sebanyak 2.000 jiwa di berbagai wilayah di Gunungkidul.

Advertisement

Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Zero TB Yogyakarta, dan seluruh puskesmas di wilayah Gunungkidul turut mendukung pelaksanaan program ini.

VP of Business, People & Organizations Kitabisa, Edo Irfandi menjelaskan keunggulan utama program ini adalah penggunaan mesin sinar-X portabel yang dilengkapi teknologi AI untuk mengklasifikasi hasil rontgen paru-paru.

Teknologi ini mampu mendeteksi kelainan yang mengarah pada TBC dengan tingkat akurasi yang tinggi dan waktu yang lebih singkat dibandingkan metode konvensional. Jika hasilnya mengarah pada TBC, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan tes cepat molekuler untuk konfirmasi.

"Teknologi AI memungkinkan kami mendeteksi kelainan yang mengarah pada TBC dengan lebih sensitif, sehingga meningkatkan temuan kasus TBC secara signifikan," kata Edo.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk mendeteksi kasus TBC, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat serta informasi mengenai pengobatan TBC yang tersedia secara gratis di fasilitas kesehatan.

Kitabisa berharap program ini dapat mendukung pemerintah dalam mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, dengan menurunkan insiden TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk. 

"Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat di Indonesia, dan berharap program ini dapat diperluas ke kota-kota lain," tutup Edo Irfandi.

Sementara itu, Direktur Zero TB Yogyakarta dr. Rina Triasih,  menjelaskan bahwa deteksi dini sangat penting untuk menekan angka penyebaran TBC. 

Dia menuturkan, inisiatif skrining dengan teknologi AI ini dapat membantu menangani kasus, serta lebih tepat sasaran

"Jika sudah terkena TBC, penyembuhannya memakan waktu lama dan memerlukan komitmen yang kuat. Banyak pasien yang berhenti pengobatan saat merasa lebih baik, padahal belum sembuh total," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono S.Si., T.M.Kes., menyambut baik kolaborasi ini. Ia berharap, program ini dapat berlanjut, sehingga kasus TBC di Gunungkidul turun. 

"Kami sangat mengapresiasi upaya Kitabisa melalui program Generasi Sehat dalam membantu pemerintah menekan angka TBC di Gunungkidul. Semoga program ini dapat terus berlanjut dan kasus TBC di wilayah kami terus menurun," kata Ismono. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES