Kesehatan

Vaksinasi DBD Sasar 1.120 Siswa Kelas 3-4 SD di Probolinggo, Ini Alasannya

Rabu, 11 September 2024 - 19:31 | 34.19k
Ilustrasi vaksin DBD. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Ilustrasi vaksin DBD. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Jatim, akan melaksanakan program vaksinasi DBD yang menargetkan siswa kelas 3-4 jenjang SD/sederajat. Vaksinasi itu akan menelan anggaran sekitar Rp 800-900 Juta.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika, menjelaskan bahwa program ini akan dilakukan dengan dua dosis vaksin dengan interval tiga bulan, yakni pada September dan Desember.

Advertisement

Vaksinasi itu akan dilakukan secara serentak dimulai pada hari Sabtu 14 September mendatang. Vaksinasi itu akan menyasar siswa-siswa kelas 3-4 jenjang SD/sederajat, yang dilakukan oleh puskesmas masing-masing kecamatan.

Namun target penyelesaian program tersebut masih belum ditetapkan. Sebab, masing-masing puskesmas memiliki program lain yang juga harus dikerjakan secara bersamaan.

Selain itu, vaksinasi tersebut sengaja disasarkan pada siswa kelas 3-4, lantaran siswa kelas tersebut tidak menerima vaksin lain. Berbeda dengan kelas 5-6 yang akan menerima vaksinasi lain. Terlebih lagi, penyakit DBD tersebut cukup rentan dengan anak-anak usia 1-14 tahun.

"Program ini disesuaikan dengan tenaga yang ada di puskesmas dan anggaran yang tersedia. Oleh karena itu, kami memfokuskan vaksinasi pada siswa kelas 3-4 SD dan MI. Selain itu, kelas lainnya juga akan mendapat vaksinasi lain yang akan dilaksanakan bersamaan," ujar dr. Nina Kartika.

Ia menyebutkan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 800-900 juta dalam vaksinasi tersebut. Sayangnya, dr. Nina tidak menyampikan secara gamblang total anggaran dan harga dosis vaksin tersebut.

"Program vaksinasi ini bertujuan untuk melindungi anak-anak usia rentan 1-14 tahun dari risiko penyakit yang meningkat akibat kondisi iklim ekstrem," tambah dr. Nina.

Tingginya angka kasus DBD tersebut, kata dia, tidak lepas dari situasi perubahan iklim ekstrem belakangan ini dan fenomena elnino. Dari sekian kasus tersebut, banyak dari mereka berada dari wilayah Probolinggo bagian timur. Rata-rata penderita berusia anak-anak atau sekitar 1-14 tahun.

"Penderita DBD banyak dari kalangan anak-anak. Maka dari itu kami lakukan vaksinasi pada anak-anak. Untuk saat ini kelas 3-4 dulu. Tidak menutup kemungkinan kelas lainnya juga akan kebagian," jelasnya. 

Diketahui, jumlah kasus DBD di Kabupaten Probolinggo naik drastis tahun ini. Dalam rentang waktu Januari-akhir Agustus 2024, telah ada 2.223 warga yang terkena penyakit tersebut. Jumlah kematian mencapai 24 orang. 

Jumlah itu menempatkan Kabupaten Probolinggo sebagai daerah dengan kasus DBD terbanyak nomor dua di Jawa Timur, setelah Kabupaten Malang. 

Atas kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Probolinggo akan melaksanakan program vaksinasi DBD secara massal. Vaksinasi ini disebut sebagai yang pertama di Pulau Jawa. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES